Suatu hari, aku mengingat dirimu yang pernah aku cintai. Sebuah kisah yang meyakini diriku bahwasanya engkaulah masa depanku.
Sungguh, aku merasa tak sanggub hidup tanpamu. Dan aku berharap Engkau akan datang.
Ingatkah Engkau ketika aku berkata: "Bencilah aku agar Aku tetap bisa mencintaimu, semakin kau membenciku semakin aku mencintaimu!"
Bertahun-tahun berlalu, kalimat itu tetap selalu tertanam dibenak dan pikiranku.
Tahukah kamu????
Sesungguhnya hatiku sangatlah takut kehilanganmu, takut engkau benar-benar membenciku. Tapi aku tak mampu melawan takdirku yang terukir di Lauhul Mahfuzh itu.
Mungkin, pernah mencintaimu adalah anugerah terindah dalam kesalahan terbesar dalam hidupku. Mungkinkah ini sebuah kutukan cinta darimu.
Dan dalam khayalku aku selalu berharap dapat kembali kemasa lalu itu dan memperbaiki hubungan kita.
Ketika kamu telah membaca tulisanku ini, mungkin aku telah dengan yang lainnya atau mungkin telah tiada. Dan agar kamu ketahui bahwasanya aku menantimu sampai mati. Jikalau takdirku tak pernah lagi bersamamu didunia ini. Namun kuberharap, di Nirvana sana engkaulah bidadari yang selalu disisiku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H