Mohon tunggu...
THE SPPTV
THE SPPTV Mohon Tunggu... Perawat - Spiritual Perkutut Putih
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

CATATAN The SPPTV Official: Dapatkan pengalamanmu tentang ilmu spiritual dan budaya bersama kami Spiritual Perkutut Putih. Channel Youtube : The SPPTV https://www.youtube.com/c/THESPPTV17 Konten : Ilmu Spiritual dan Budaya Kreator : Ki Paut Anomsari

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ilmu Makrifat Jawa Dan Ciri Katuranggan yang Bagus Dipelihara Versi Ki Paut Anomsari

3 Juli 2022   01:17 Diperbarui: 17 Juli 2022   00:21 2242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jawa sebagai entitas memiliki sejarah kearifan hidup bak mutiara yang terus berkilau sepanjang zaman. Namun, sejarah seolah sedikit memberi ruang bagi generasi muda untuk mengenal nilai-nilai luhur Jawa. Bahkan kebudayaan atau tradisi Jawa

Kwaruh jiwa merupakan pandangan bahwa manusia bisa merasa, menyaksikan, memahami secara langsung dan mandiri, dan tak seorang pun dapat memonopoli makrifat. Sedangkan pethukan adalah pertemuan rasa antarmanusia yang menghasilkan rasa sama.

Masyarakat adat Jawa lumrahnya dengan peliharaan berupa burung Perkutut di rumahnya.

Namun, ternyata ada beberapa yang meyakini bahwa burung Perkutut ada yang memiliki khodam pendamping sama seperti manusia.

Diyakini oleh sebagian orang, Perkutut yang memiliki khodam akan memancarkan aura atau energi positif bagi pemeliharanya.

Sehingga, dipercaya adanya Perkutut tersebut merupakan perantara dari Sang Pencipta untuk benteng tolak bala dan juga sebagai pemancing kelancaran rezeki.

Namun, disini Ki Paut Anomsari dari Spiritual Perkutut Putih menekankan dari tutur tinular yang diketahui bahwasanya dalam sastra jawa kuna tidak mengenal bahasa Khodam. Karena bahasa Khodam diadobsi dari bahasa Arab.

Namun, kami lebih percaya apa yang disampaikan Ki Paut Anomsari bahwa Perkutut memiliki tuah tertentu sesuai dengan katuranggannya atau ilmu titen dari leluhur Jawa.

Tuah itu sendiri dari bahasa Petuah yang artinya kalimat nasehat kehidupan.

Mana yang lebih ndoro yakini?

Semua kembali pada keyakinan masing-masing.

Logo Spiritual Perkutut putih
Logo Spiritual Perkutut putih

Para leluhur Jawa yang memiliki tingkatan spiritual tinggi, biasanya mereka memilih perkutut yang Katuranggannya bagus dan juga memiliki energi positif karena memiliki petuah yang bagus sebagai pameling yang dipercaya bisa membantu dan bermanfaat bagi orang yang memeliharanya. Karena dapat menjadikan motivasi sebagai usaha dalam penarikan rezeki dan rumah tangga bisa lebih harmonis.

Ciri burung Perkutut yang diyakini memiliki Tuah yang bagus di antaranya sebagai berikut:


1. Pembawaannya Tenang

Burung Perkutut ini meskipun dipindah sangkar, dia tetap tenang, gampang menyesuaikan diri dan tidak mudah stres.

Ini menjelaskan bahwa, kita harus bersikap tenang dalam hal menghadapi sesuatu. Menjadi manusia yang peka dengan lingkungan sekitar.

2. Jarang Makan

Jika burung Perkutut Ndoro (Anda) jarang makan selayaknya orang berpuasa, tapi tetap sehat, maka bisa jadi itu ciri bahwa perkutut Ndoro (anda) merupakan perkutut yang bagus.

Ini menjelaskan bahwa, kita harus mampu mengontrol diri. Mengendalikan hasrat dan ambisi dalam diri kita.

3. Di Kepala Ada Cekungan

Cekungan di kepala yang dimaksud bukan karena luka, tapi ada cekungan secara alami.

Ini menjelaskan bahwa, kita harus mampu berfikir rasional dan logis atau selalu menggunakan akal pikiran kita dalam menjalani kehidupan ini. Berfikir secara dewasa dan bijaksana dalam menyikapi masalah.

4. Fisiknya Kecil

Ciri ini berlaku untuk jenis Perkutut lokal. Namun jika disertai kakinya cenderung pendek, biasanya Perkutut tersebut membawa energi negatif.

Ini menjelaskan bahwa, kita harus menjadi pribadi yang tidak serakah dan tamak. Selalu bersikap rendah hati dan tidak sombong.

5. Ada Isyarat Mimpi

Jika setelah memelihara Perkutut lalu anda bermimpi seseorang atau didatangi hewan tertentu selama setidaknya 3 malam, bisa jadi Perkutut yang Ndoro (anda) pelihara memiliki frekuensi yang sama dengan Ndoro (anda).

Ini menejelaskan bahwa, ketika kita mampu menyelaraskan diri dengan alam dan alam pun akan menyelaraskan diri dengan kita.

6. Memberi Isyarat Jika Ada Sesuatu

Burung Perkutut yang tiba-tiba berubah warna menjadi lebih silver, coklat atau kehitaman sebelum ada sebuah peristiwa penting, bisa dipastikan Perkutut itu istimewa, karena memiliki kepekaan Insting yang bagus.

Ini menjelaskan bahwa, kita harus bisa menempatkan diri dalam lingkungan kita. Peka dengan situasi yang terjadi. Karena dengan kepekaan lingkungan, kita dapat menyelaraskan Harmonisasi kehidupan kita.

7. Berkicau Nyaring

Ciri berikutnya adalah jika Perkutut berkicau atau manggung di luar kebiasaan pada waktu tertentu dan berkicaunya keras dibandingkan Perkutut lainnya.

Ini menjelaskan bahwa, kita harus biasa mengendalikan ucapan kita. Namun kita juga haru berani mengucapkan dengan lantang suara kita perihal kebenaran.

8. Diperoleh dari Wilayah Keramat

Semisal burung Perkutut itu didapat dari tempat keramat atau angker, bisa jadi dia sudah menyerap energi-energi di tempat tersebut, termasuk energi alam semesta.

Ini menjelaskan bahwa, kita harus mampu menjadi sosok yang berkarismatik dan berwibawa. Segala tindak tanduk kita menjadi kramat bagi lingkungan kita.


Dengan memepelajari ilmu katuranggan perkutut kita diingatkan tentang Kesadaran batin untuk menerima reribed sebagai proses yang penuh ketabahan dan ketulusan untuk mendapatkan kebahagiaan yang luar biasa.

Dalam laku filsafat dan tasawuf, makrifat menjadi puncak segala proses yang telah dijalani. Ajaran ini bersifat universal, artinya tidak ada suatu agama atau ajaran apapun yang berhak mengklaim sebagai pemilik sah ajaran makrifat. Ini tampak dalam ajaran Kasunyatan Jawi, yaitu kepercayaan adanya Tuhan yang Maha Esa. Ilmu tersebut diyakini telah ada sejak sekira 900 SM.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun