Sang permata merah yang memancar,
Simboel anugerah cinta.
Cahayanya melesat bagai panah,
Itulah sorot mata yang tajam menembus relung jiwa.
Senyum riang merona dibibir itu,
Wajah itulah yang memancarkan ketenangan.
Engkau bukan bunga saroja yang bergoyang,
Engkau bukan bunga saroja kota,
Engkau bukan lintang karahinan,
Engkaulah sang permata merah yang indah.
Pelambangan dari kesuburan, kecantikan, keindahan, dan cinta kasih.
Tulisan ini merupakan pembahasan kami yang berada di Canal Toutube The SPPTV bersama Spiritual Perkutut Putih
Filosofi Jawa dipercaya memiliki makna yang mendalam bagi kehidupan. Sebab, masyarakat Jawa yang memiliki budi bahasa dan tutur kata yang baik membuat banyak orang lantas menjadikannya sebagai salah satu pedoman hidup.
Romantis tidak hanya dimiliki oleh seorang pria saja. Namun, keromantisan juga bisa dimiliki oleh kaum hawa. Sifat tersebut tentunya dapat membuat hubungan yang terjalin semakin erat dan hangat.
Orang jawa memaknai wanita dengan istilah wani ditata (berani ditata). Pengertian ini telah mencirikan adanya tuntunan kepasifan pada perempuan Jawa.
Istilah lain seperti kanca wingking, yakni bahwa perempuan adalah teman di dapur akan mewarnai kehidupan perkawinan pasutri Jawa. Konsep swarga nunut, neraka katut (ke surga ikut, ke neraka pun turut) merupakan gambaran peran perempuan Jawa yang mengabdi sebagai seorang istri.
Selain itu adanya konsep istri sebagai sigaraning nyawa, bukan sekedar konco wingking, namun memberikan gambaran posisi yang sejajar dan lebih egaliter terhadap perempuan Jawa. Istilah ini pun tidak selalu lebih rendah, tergantung bagaimana perempuan Jawa memaknainya.
Dalam kehidupan perempuan Jawa sering kita dengar istilah masak, macak, manak yang artinya pandai memasak, pandai berdandan atau bersolek, dan bisa memberi keturunan.
Bagi Ndoro yang mengidamkan Isteri bagaikan sang permaisuri kerajaan. Ndoro (anda) sudah sangatlah tepat mengklik Artikel ini.
Agar lebih memudahkan Ndoro (Anda) dalam memahmi Tulisan Kami, alangkah baiknya Ndoro (Anda) mengklik Video dibawah ini:
Setelah kami mengulas tentang Katuranggan Garwo Sri Tumurun yang menyimbolkan jelmaan Dewi Sri yang Turun dari kayangan.
Klik Video untuk mengetahui ulasannya:
Pada kesempatan kali ini, kami akan mengulas tentang: Katuranggan Garwo Sesotya Rekta Ing Embanan, berikut adalah pemaparan kami:
Dari tutur tinular yang kami ketahui dan tanpa mengurangi rasa hormat bagi mereka yang berbeda kepercayaan dengan kami tentang ilmu Katuranggan Garwo Sesotya Rekta Ing Embanan Yang Menyimbolkan (Permata Merah Dalam Ikatan)
Sesotya memilili arti intan permata, rekta memiliki arti langsung dan Embanan berarti Cincin. Sesotya Rekta Ing Embanan memiliki arti permata merah yang terikat dicincin. Dan memiliki makna:
Permata merah merona dengan kilau yang sempurna yang lebih familier disebut Ruby. Ruby seringkali diasosiasikan dengan kedamaian, kekuatan, serta cinta, yang menjadikannya sebagai pilihan batu perhiasan yang romantis.
Romantis atau cinta romantis adalah perasaan cinta, atau ketertarikan yang kuat terhadap orang lain, dan perilaku asmara yang dilakukan oleh seorang individu untuk mengekspresikan perasaan keseluruhan dan emosi yang dihasilkan.
Cinta romantis merupakan pengalaman hasrat dan intimasi, seperti dalam hubungan asmara. Ada pula jenis cinta bernama Passionate Love, yang merupakan jenis cinta penuh emosional yang terkadang terjadi di awal hubungan romantis.
Keromantisan Sastra jawa tertuang pada falsafah jawa kuno, seperti:
Witing tresna jalaran saka kulina, witing mulya jalaran wani rekasa.
Artinya:
(Cinta itu tumbuh karena ada kebiasaan, kemakmuran timbul karena berani bersusah dahulu)
Akeh manungsa ngrasakake tresna, tapi lali lan ora kenal opo iku hakikate tresna.
Artinya:
(Banyak orang merasakan cinta, tapi lupa dan tidak kenal apa itu hakikat cinta)
Tresno iku ora patokan karo ganteng, ayune rupamu, akehe bondomu, lan opo penggaweanmu.
Artinya:
(Cinta itu tidak berpatokan pada ketampanan, kecantikan, banyaknya harta, dan apa pekerjaan)
Mbangun kromo ingkang satuhu, boten cepak bilih ngagem sepisan roso katresnan. Hananging butuh pirang pirang katresnan lumeber ning pasangan uripmu siji kui.
Artinya:
(Pernikahan yang sukses tidak membutuhkan sekali jatuh cinta, tetapi berkali-kali jatuh cinta pada orang yang sama)
Ciri Katuranggan Garwo Sesotya Rekta Ing Embanan diantaranya adalah:
- Berkulit kuning dengan tubuh tinggi semampai.Â
- Rambutnya sedang.
- Payudaranya tidak besar.Â
- Kakinya cenderung berisi dan mengecil ke bawah.Â
- Senyumnya riang.
- Penampakannya tenang.
- Dan anggun dengan mata yang nampak setengah tidur.
Mitosnya:
Si permata merah konon berwatak bagus, tidak mau merugikan orang lain. Apalagi suami sendiri. Selalu mendoakan dan mengupayakan keselamatan, ketenteraman dan kebahagiaan hidup bersama.
Pada kesempatan selanjutnya, kami akan membahas tentang:
Katuranggan Garwo Lintang Kewuryan
Menyimbolkan (Bintang Nampak Muncul).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H