Mohon tunggu...
THE SPPTV
THE SPPTV Mohon Tunggu... Perawat - Spiritual Perkutut Putih
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

CATATAN The SPPTV Official: Dapatkan pengalamanmu tentang ilmu spiritual dan budaya bersama kami Spiritual Perkutut Putih. Channel Youtube : The SPPTV https://www.youtube.com/c/THESPPTV17 Konten : Ilmu Spiritual dan Budaya Kreator : Ki Paut Anomsari

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Katuranggan Garwo Sesotya Rekta Ing Embanan (Permata Merah Dalam Ikatan)

25 Juni 2022   09:49 Diperbarui: 17 Juli 2022   00:22 900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Katuranggan Garwo, dokpri

Pelambangan dari kesuburan, kecantikan, keindahan, dan cinta kasih.

Tulisan ini merupakan pembahasan kami yang berada di Canal Toutube The SPPTV bersama Spiritual Perkutut Putih

Logo: Komunitas Spiritual Perkutut Putih
Logo: Komunitas Spiritual Perkutut Putih

Filosofi Jawa dipercaya memiliki makna yang mendalam bagi kehidupan. Sebab, masyarakat Jawa yang memiliki budi bahasa dan tutur kata yang baik membuat banyak orang lantas menjadikannya sebagai salah satu pedoman hidup.

Romantis tidak hanya dimiliki oleh seorang pria saja. Namun, keromantisan juga bisa dimiliki oleh kaum hawa. Sifat tersebut tentunya dapat membuat hubungan yang terjalin semakin erat dan hangat.

Orang jawa memaknai wanita dengan istilah wani ditata (berani ditata). Pengertian ini telah mencirikan adanya tuntunan kepasifan pada perempuan Jawa.

Istilah lain seperti kanca wingking, yakni bahwa perempuan adalah teman di dapur akan mewarnai kehidupan perkawinan pasutri Jawa. Konsep swarga nunut, neraka katut (ke surga ikut, ke neraka pun turut) merupakan gambaran peran perempuan Jawa yang mengabdi sebagai seorang istri.

Selain itu adanya konsep istri sebagai sigaraning nyawa, bukan sekedar konco wingking, namun memberikan gambaran posisi yang sejajar dan lebih egaliter terhadap perempuan Jawa. Istilah ini pun tidak selalu lebih rendah, tergantung bagaimana perempuan Jawa memaknainya.

Dalam kehidupan perempuan Jawa sering kita dengar istilah masak, macak, manak yang artinya pandai memasak, pandai berdandan atau bersolek, dan bisa memberi keturunan.

Bagi Ndoro yang mengidamkan Isteri bagaikan sang permaisuri kerajaan. Ndoro (anda) sudah sangatlah tepat mengklik Artikel ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun