Pelambangan dari kesuburan, kecantikan, keindahan, dan cinta kasih.
Tulisan ini merupakan pembahasan kami yang berada di Canal Toutube The SPPTV bersama Spiritual Perkutut Putih
Filosofi Jawa dipercaya memiliki makna yang mendalam bagi kehidupan. Sebab, masyarakat Jawa yang memiliki budi bahasa dan tutur kata yang baik membuat banyak orang lantas menjadikannya sebagai salah satu pedoman hidup.
Romantis tidak hanya dimiliki oleh seorang pria saja. Namun, keromantisan juga bisa dimiliki oleh kaum hawa. Sifat tersebut tentunya dapat membuat hubungan yang terjalin semakin erat dan hangat.
Orang jawa memaknai wanita dengan istilah wani ditata (berani ditata). Pengertian ini telah mencirikan adanya tuntunan kepasifan pada perempuan Jawa.
Istilah lain seperti kanca wingking, yakni bahwa perempuan adalah teman di dapur akan mewarnai kehidupan perkawinan pasutri Jawa. Konsep swarga nunut, neraka katut (ke surga ikut, ke neraka pun turut) merupakan gambaran peran perempuan Jawa yang mengabdi sebagai seorang istri.
Selain itu adanya konsep istri sebagai sigaraning nyawa, bukan sekedar konco wingking, namun memberikan gambaran posisi yang sejajar dan lebih egaliter terhadap perempuan Jawa. Istilah ini pun tidak selalu lebih rendah, tergantung bagaimana perempuan Jawa memaknainya.
Dalam kehidupan perempuan Jawa sering kita dengar istilah masak, macak, manak yang artinya pandai memasak, pandai berdandan atau bersolek, dan bisa memberi keturunan.
Bagi Ndoro yang mengidamkan Isteri bagaikan sang permaisuri kerajaan. Ndoro (anda) sudah sangatlah tepat mengklik Artikel ini.