Mohon tunggu...
M Habibur Rahman
M Habibur Rahman Mohon Tunggu... -

jangan pernah menyia-nyiakan waktu. karena sekaya apapun orang tersebut tidak bisa membeli waktu yang terbuang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Di Balik Kemarahan Ada Rasa Kasihan

12 April 2011   06:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:53 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada suatu hari, tahun 1940 hiduplah seseorang yang tinngal di Jepang. Dia tinggal bersama keluarganya dengan damai, walaupun tahun 1940 adalah saat Perang Dunia II. Mereka tinggal di daerah Hiroshima. Sebagai warga negara yang baik dia mengabdi sebagai seorang prajurit Jepang untuk melawan Amerika dan sekutu.

Tahun demi tahun berganti, pasukan demi pasukan gugur, hingga pada akhirnya, dia ditugaskan untuk melawan Sekutu di daerah Filipina. Dia ditugaskan di Filipina pada tahun 1945. Setelah sebagian musuh telah gugur, dia dan prajurit lainnya diizinkan oleh komanadan untuk beristirahat sejenak. Di saat dia beristirahat, temannya menyalakan radio yang langsung berhubungan dengan studionya di Jepang. Saat itu sang pembicara membacakan berita,”Beberapa menit yang lalu Jepang telah dijatuhi bom atom oleh Amerika. Ribuan warga sipil meninggal. Bom itu dilepas dan meledak di daerah Hiroshima”.

Mendengar hal itu, dia langsung tersentak kaget, karena keluarganya berada di Hiroshima. Dan kebenciannya kepada Amerika dan orang kristen makin meledak-ledak. Dia berjuang hingga Perang Dunia berakhir. Setelah perang berakhir, dia pulang dan langsung menghampiri pencatat korban. Dan dia melihat nama anggota keluarganya dalam kondisi telah meninggal. Pada tahun 1946 dia melamar pekerjaan di perusahaan yang cukup terkenal di Jepang. Dia bekerja dengan giat, hingga dia terus menerus naik jabatan. Tetapi dendamnya terhadap orang Kristen Amerika tetaplah ada.

Empat tahun kemudian, dia dikirim oleh perusahaannya untuk dinas ke Amerika. Ia menjalaninya dengan penuh tanggung jawab. Dan ternyata setelah dilacak, alamat pilot Amerika, pengebom kota Hiroshima berada dekat dengan daerah yang menjadi tempat dinasnya. Saat waktu luang, dia memanfaatkannya untuk bertanya pada orang sekitar tentang pilot tersebut. Di saat ini, kemarahannya hanya tertuju pada pengebom kota Hiroshima tersebut. Dia mulai meredam kemarahannya terhadap orang Amerika dan orang kristen. Setelah bertanya pada banyak orang dia memahami wajahnya, serta namanya.

Suatu hari, dia melihat si pilot pengebom kota Hiroshima tersebut sedang berjalan sambil menagis. Dia penasaran, tetapi dendamnya masih tetap ada. Dia berniat untuk membunuh si pilot. Dia terus mengikutinya, hingga pada akhirnya si pilot masuk ke gereja. Dari luar dia mendengarkan doa si pilot.

Si pilot berdoa,” Ya tuhan ku, maafkanlah aku atas dosaku yang sangat mendalam. Aku telah menghilangkan ribuan jiwa di kota Hiroshima, atas perintah komandanku. Tetapi, justru karena itu, tiap malam, selama lebih dari Empat tahun, aku terus dihantui oleh rasa bersalahku. Setiap malam pula aku tidak bisa tidur karena memikirkan dosaku. Tiap hari pula aku kesulitan makan karena aku memikirkan rasa bersalahku. ………………………”

Dari luar gereja dia turut menagis, karena bukan hanya dia yang benar benar terpukul oleh kejadian di Hiroshima. Mendengar hal itu, tiba-tiba saja rasa dendamnya terhadap orang Kristen dan orang Amerika lenyap. Dia berjalan meninggalkan gereja sambil menangis. Sejak saat itu, dia mulai mengetahui bahwa, kehidupan pembunuh massal tersebut jauh lebih sulit daripada kehidupannya sekarang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun