Mohon tunggu...
Muaz
Muaz Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Menyukai dunia literasi ; membaca buku dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Anak Bertingkah Aneh, Mari Kita Pahami

3 Desember 2024   13:39 Diperbarui: 3 Desember 2024   15:57 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Anak bermain dengan Orangtua (pexels.com/Gustavo Fring)

Pulang kerja sudah lelah, melihat anak memberantaki mainan, pakaian di lemari, rak sepatu, membuat kepala pening. Belum lagi para orangtua yang sudah lelah setelah melakukan aktivitas seharian di luar rumah. Saat pulang di rumah, anak yang diasuh oleh asisten rumah tangga menangis, memukul diri sendiri, membanting barang, dan berbagai perilaku lainnya. 

Pastinya juga banyak orangtua yang mengeluh mengenai kondisi anaknya sebagai berikut :

  • Keras
  • Tidak mau kalah
  • Suka memaksa
  • Suka mengatur, orangtuanya pun sering diatur
  • Tidak sabaran
  • Ingin disegerakan
  • Suka memukul
  • Teriakannya keras luar biasa
  • Tidak pernah bisa duduk diam
  • Selalu melompat ke sana kemari

Sebenarnya, ada apa dengan anak tersebut? Apakah ini merupakan gangguan kepribadian atau justru ini adalah deskripsi masa depannya?

Mari kita pahami, jangan-jangan fakta di balik ini semua adalah sebagai berikut :

“Papa, aku ini seorang yang berpendirian teguh, aku adalah seorang pengambil keputusan terhadap masalah-masalah sulit, aku adalah tipe pemimpin, dan kelak aku memiliki anak buah yang banyak kuatur. Kemauanku keras dan aku cenderung memaksa dan kelak hampir semua rencana yang aku buat membuahkan hasil yang gemilang. 

Aku tidak suka diancam, jika aku menganggap langkahku tepat maka aku tidak takut menghadapi siapa pun. Aku memang lincah dan banyak bergerak, kelak aku akan sanggup menangani berbagai macam masalah dengan lincah dan sigap dalam waktu yang singkat.

Papa, tolong janganlah suka memaksa aku. Cobalah ajak aku berdialog atau berunding, tetapi jangan pernah kau bohongi aku karena aku suka orang yang konsisten dan menepati janji. Jika tidak, aku akan tagih janjimu sampai kapanpun. 

Aku akan menuruti segala permintaanmu asalkan alasannya masuk akal karena aku memang memiliki kekuatan logika dan tidak mudah ditipu. Aku ingin segera dan tidak suka ditunda-tunda karena kelak aku akan menuntaskan semua pekerjaan dengan segera, lebih cepat dari target yang telah ditetapkan.”

Kalau dianalisa dan dipahami lebih dalam, jika perilaku anak diterjemahkan, bisa menjadi seperti ini:

  • Keras (berpendirian teguh, konsisten, menepati janji)
  • Tidak mau kalah (pengambil keputusan, memiliki kekuatan logika, tidak mudah ditipu)
  • Suka memaksa (pengambil keputusan, tidak suka menunda)
  • Suka mengatur, orangtuanya pun sering diatur (tipe pemimpin)
  • Tidak sabaran (tipe pemimpin)
  • Ingin disegerakan (perencana yang gemilang)
  • Suka memukul (tidak takut menghadapi siapapun)
  • Teriakannya keras luar biasa (tidak takut menghadapi siapapun)
  • Tidak pernah bisa duduk diam (lincah, sigap)
  • Selalu melompat ke sana kemari (dapat menangani berbagai masalah dalam waktu yang singkat)

Betapa besarnya potensi anak, jika orangtuanya bisa mengarahkan potensinya dengan pendidikan atau cara yang baik dan menyenangkan. Marilah kita memahami perilaku anak kita dengan lebih sabar, lebih menganalisa, dan optimis. 

Karena bisa jadi anak – anak yang sedang berada dipangkuan kita saat ini adalah orang – orang hebat di masa depan. Betapa indahnya jika orang – orang hebat  itu mengatakan bahwa kenangan terindah yang dimilikinya dalam hidup adalah saat bersama orangtuanya.

Sesungguhnya kita bekerja, membanting tulang, mencari uang, untuk melihat tawa bahagia anak saat kita membuka pintu rumah sepulang kerja dan disambut dengan berlari menghampiri kita, memeluk, dan minta digendong. 

Anak senantiasa menanti kepulangan kita, seakan kita para orangtua adalah sosok pahlawan super yang akan menyelamatkannya dari luka, kesedihan, kesepian atau kebosanan. Kehadiran kita sebagai orangtua adalah sosok yang dirindukan di hati anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun