Pulang kerja sudah lelah, melihat anak memberantaki mainan, pakaian di lemari, rak sepatu, membuat kepala pening. Belum lagi para orangtua yang sudah lelah setelah melakukan aktivitas seharian di luar rumah. Saat pulang di rumah, anak yang diasuh oleh asisten rumah tangga menangis, memukul diri sendiri, membanting barang, dan berbagai perilaku lainnya.
Pastinya juga banyak orangtua yang mengeluh mengenai kondisi anaknya sebagai berikut :
- Keras
- Tidak mau kalah
- Suka memaksa
- Suka mengatur, orangtuanya pun sering diatur
- Tidak sabaran
- Ingin disegerakan
- Suka memukul
- Teriakannya keras luar biasa
- Tidak pernah bisa duduk diam
- Selalu melompat ke sana kemari
Sebenarnya, ada apa dengan anak tersebut? Apakah ini merupakan gangguan kepribadian atau justru ini adalah deskripsi masa depannya?
Mari kita pahami, jangan-jangan fakta di balik ini semua adalah sebagai berikut :
“Papa, aku ini seorang yang berpendirian teguh, aku adalah seorang pengambil keputusan terhadap masalah-masalah sulit, aku adalah tipe pemimpin, dan kelak aku memiliki anak buah yang banyak kuatur. Kemauanku keras dan aku cenderung memaksa dan kelak hampir semua rencana yang aku buat membuahkan hasil yang gemilang.
Aku tidak suka diancam, jika aku menganggap langkahku tepat maka aku tidak takut menghadapi siapa pun. Aku memang lincah dan banyak bergerak, kelak aku akan sanggup menangani berbagai macam masalah dengan lincah dan sigap dalam waktu yang singkat.
Papa, tolong janganlah suka memaksa aku. Cobalah ajak aku berdialog atau berunding, tetapi jangan pernah kau bohongi aku karena aku suka orang yang konsisten dan menepati janji. Jika tidak, aku akan tagih janjimu sampai kapanpun.
Aku akan menuruti segala permintaanmu asalkan alasannya masuk akal karena aku memang memiliki kekuatan logika dan tidak mudah ditipu. Aku ingin segera dan tidak suka ditunda-tunda karena kelak aku akan menuntaskan semua pekerjaan dengan segera, lebih cepat dari target yang telah ditetapkan.”
Kalau dianalisa dan dipahami lebih dalam, jika perilaku anak diterjemahkan, bisa menjadi seperti ini:
- Keras (berpendirian teguh, konsisten, menepati janji)
- Tidak mau kalah (pengambil keputusan, memiliki kekuatan logika, tidak mudah ditipu)
- Suka memaksa (pengambil keputusan, tidak suka menunda)
- Suka mengatur, orangtuanya pun sering diatur (tipe pemimpin)
- Tidak sabaran (tipe pemimpin)
- Ingin disegerakan (perencana yang gemilang)
- Suka memukul (tidak takut menghadapi siapapun)
- Teriakannya keras luar biasa (tidak takut menghadapi siapapun)
- Tidak pernah bisa duduk diam (lincah, sigap)
- Selalu melompat ke sana kemari (dapat menangani berbagai masalah dalam waktu yang singkat)
Betapa besarnya potensi anak, jika orangtuanya bisa mengarahkan potensinya dengan pendidikan atau cara yang baik dan menyenangkan. Marilah kita memahami perilaku anak kita dengan lebih sabar, lebih menganalisa, dan optimis.