Mohon tunggu...
Ridwan Garcia
Ridwan Garcia Mohon Tunggu... Nahkoda - Marine cargo surveyor

blogger www.infokapal.wordpress.com Marine Cargo Surveyor

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi, Saat Ini Sedang Dizolimi

31 Agustus 2012   12:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:05 1256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada ada saja prilaku manusia ingin memenangkan  pilkada DKI , segala cara di lakukan. heran sekali kenapa sampai begitu rusaknya negeri ini oleh karena politik kotor.  manusia manusia seperti ini adalah type manusia penjilat demi sebungkus nasi goreng mereka rela mengorbankan ketenangan kota solo, sejak jokowi ikut dalam pilkada DKI dan jokowi memenangi putaran pertama , solo sejak itu mulai di obok obok dgn berbagai cara, lihat saja dalam waktu yg relatif singkat hanya kurang lebih 3 bulan sudah banyak peristiwa yg merugikan masyarakat.

para mafia dan pejabat korup dan para pejabat culas berlombah lombah untuk menghentikan langkah jokowi atau ada juga dgn mengunakan alasan agama sebagai tameng dan untuk menghasut warga agar memilih berdasarkan agama dan suku. harusnya mereka sebagai seorang pemimpin yg makan gaji dari uang rakyat  dan orang orang yg berpendidikan tinggi memberikan contoh yg baik tapi mala mereka lebih dari pada binatang atau bahkan melebihi binantang.

solo yg tenang dan tentram tiba tiba di buat rusu bulan bulan ini adanya penembankan kepada seorang briptu Dwi yg sedang bertugas , juga pelemparan granat ke pos polisi di solo dan belum lagi kasus di pilkada pertama antara ormas yang menyerang  penduduk setempat. bukan main solo benar benar di teror habis dan bahkan saat ini sedang di racuni kalau perlu di bumi hanguskan demi kepentingan politik sesaat.  masi ingat terbakar tempat mebel joko entah bagaimana bisa terbakar, teror teror ini semacam sudah ada kolompok yg memang di siapkan sebagai pasukan perusak yg tujuan untuk menjatuhkan citra jokowi dan merubah kota yg aman menjadi kota yg kacu balau.

yg membuat lucunya lagi  akhir akhir ini semakin gencar tuduhan dan fitnah yg tak jelas yg di tujukan ke jokowi, ada beberapa berita online yg relalu memojokan jokowi , semua yg mereka angkat dalam berita tersebut sekan akan hanya membuat sensasi belaka yg tujuan nya hanya satu untuk membuat opini publik, tapi sayangnya mereka tidak sadar antara fakta dan bukan dan rakyat sudah tahu akan permainan politik kotor semacam itu jadi tak akan berpengaruhi suara pemilih dan bahkan jusru akan lebih banyak suara yg memilih jokowi di putaran ke dua nanti. berita berita online yg selalu menyebarkan berita dan gosip dan negatif tentang jokowi  seperti tak habis habis para pasukan nasi bungkus membuat fitnah dan ada juga beberapa media online yg rajin mengekpos berita jokowi yg di putar balikan tapi mereka memang adalah media yg telah di bayar oleh pasangan cagub lain, seharus mereka membuat berita yg menarik simpati rakyat tapi mereka tak ada bahan karena sosok yg mereka bela sudah jelek profile nya di mata masyarakat jakarta ya memang karena fakta dan kenyataan yg ada saat ini di jakarta memang begini adanya yaitu system dan orang orang sudah pada rusak. harus permainan politik mereka bermain cantik karena kecantikannya telah tak ada jadi hanya bisa membuat berita agar bisa memenangkan pasangan djn cara kotor dan keji. jadi yg tidak akan perna ada permainan cantik di pilkada kedua ini yg ada hanya bagaimana cara menghasut orang banyak. demi kedudukan dan nasi bungkus mereka lakukan walau itu nyawa melayang , itulah sosok manusia yg rakus akan uang, karena uang yg di dapat tak halal  dalam kata lain uang sogok yg tak lain ujung ujungnya adalah korupsi yg makin dalam di negeri ini.

seperti contoh kasus yg sedang hangat TS3 melaporkan jokowi yg ku kutip dari

http://jakarta.tribunnews.com/2012/08/31/kpk-kita-tak-berwenang-usut-dugaan-korupsi-jokowi?utm_term=Tribunnews.com&utm_content=Tribun+Jakarta+Network&utm_source=twitterfeed&utm_medium=twitter

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemberantasan korupsi (KPK) mengungkapkan jika pihaknya tidak berwenang menangani kasus yang diduga dilakukan Wali Kota Surakarta (Solo), Joko Widodo aliasJokowi bilamana terbukti melakukan "pembiaran"terjadinya tindak pidana korupsi (TPK) di kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Solo.

Untuk diketahui kemarin sejumlah warga yang tergabung dalam Tim Selamatkan Solo, Selamatkan Jakarta, Selamatkan Indonesia (TS3) melaporkan Jokowi ke KPK lantaran diduga melakukan pembiaran terhadap dugaan korupsi yang dilakukan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) dan Kepala DPPKA Solo.

"Ya tidak bisa, perkara yang masuk dalam kewenangan KPK itu sudah jelas diatur dalam Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi," kata Juru Bicara KPK, Johan Budi saat berbincang dengan Tribunnews.com di kantor KPK, Jakarta, Jumat (31/8/2012).

Dalam Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 jo. UU Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, tertulis bentuk-bentuk tindak pidana korupsi (TPK) terdiri atas perbuatan melawan hukum atau penyalahgunaan kewenangan yang merugikan keuangan negara, suap menyuap, penggelapan dalam jabatan, pemerasan, perbuatan curang serta benturan kepentingan dalam pengadaan serta gratifikasi.

"Jadi jika perbuatan tersebut bukan TPK, bukan menjadi ranah KPK," kata Johan.

Namun, lanjut Johan, pihaknya akan menelaah setiap pengaduan yang dilaporkan ke bagian Dumas KPK, guna melihat ada TPK atau tidak.

"Jadi kami telaah apakah ada TPK atau tidak, selama 30 hari kerja. Hasilnya akan diinformasikan kepada pelapor," ujar Johan.

TS3 melaporkan dugaan pembiaran yang dilakukan Wali Kota Surakarta (Solo), Joko Widodo atas tindak pidana korupsi hingga menyebabkan kerugian negara Rp9.8238.185.000 yang dilakukan oleh Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) dan Kepala DPPKA Solo.

Walau mereka beralasan bukan pendukung incumbent tapi masyarkat tak bisa di bohongi kenapa baru sekarang dan terus di gempur jokowi habis habisan dgn cara semacam itu bukan mala menjatuhkan jokowi.  dan mala akan makin banyak orang yg mendukung jokowi cara cara yg membabi buta harus di kurangi agar rakyat tertarik dgn cara berkampanye yg baik, terasa ingin tertawa jika melihat cara cara orang semacamtim TS3 ini (tim selamat nasi bungkus, selamat jabatan gue, selamat, parpol gemuk)bermain kurang cantik dan terlalu kasar. dgn banyaknya peristiwa yg menyudutkan jokowi dan tak ada bukti dan seakan akan mengada ngada maka sudah bisa kita tahu siapa yg pantas jadi gubernur DKI untuk priode yg akan datang. adalah alasan kenapa kita ragu terhadap  incumbent , beliau sudah 23 tahun bergelut di lingkungan DKI tetapi sejak incumbent menjabat dari wakil sampai gubernur tak ada hasil yg bisa di banggakan dan di rasakan oleh masyarakat DKI yg ada kita setiap hari selalu menyumpa nyupa di tengah jalan  karena apa yg ada saat ini jakarta adalah kota super macet, jakarta kota gudangnya banjir , jakarta ibu kota penataan terkumuh , jakarta kota dgn birokrasi yg menyebalkan dan jakarta adalah raja kota terkorupsi di indonesia yg semakin menggila.

kita tunggu saja hasil akhir dari pilkada ini tapi prediksi ku mengatakan bahawa saat ini pilihat rakyat ke pada Jokowi adalah pilihan yg tepat untuk memimpin jakarta. di karena kan track record jokowi yg memang sesuai dgn fakta  yaitu bersi dan amanah juga rendah hati dan mengayomi warganya. walau saat ini beliau sedang di zolimi tetapi rakyat indonesia dan jakarta pasti akan mendukung jikowi dan yg patut di acungi jempol cara car relawan jokowi yg kreatif dalam berkampanye sehingga hasilnya juga baik dan positip  tanggal . 20 sept 2012, adalah moment perubahan untuk kota  jakarta tercinta , jika rakyat menghendaki tidak ada yg tidak mustahil dan jika terpilih jokowi ,  maka warga jakarta akan  menuju jakarta yg baru dan jakarta yg indah.

salam


artikel lain yg perna di tulis jokowi maju solo mencekam

http://politik.kompasiana.com/2012/05/06/jokowi-maju-solo-mencekam/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun