Mohon tunggu...
Theresia Tharob
Theresia Tharob Mohon Tunggu... Penulis - Athena, mikrokosmos

L’amor Est L'enfant De La Liberte

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Keajaiban Sapiens

25 September 2023   10:19 Diperbarui: 1 Februari 2024   17:55 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://id.pinterest.com/pin/2814818507187670/

Selama ini, jika berbicara tentang keberadaan, kita berpikir bahwa kita sudah ada sejak semula. Bahwa semua hal yang kita lihat sudah ada sebagaimana mestinya dan sudah selalu seperti itu. Namun apa benar begitu? Walaupun secara agama kelihatannya semuanya sudah terjawab. Kita telah diwariskan kepercayaan turun temurun untuk keyakinan yang sama, tentang bagaimana kita diciptakan dan muncul pertama kalinya di muka bumi ini. 

Bahwa Tuhanlah sumber segala sesuatu, Ia muncul dari ketiadaan untuk mengadakan segala sesuatu termasuk diri kita. Namun sebagai makhluk yang berpikir, kita masih memiliki akal untuk terus bertanya, dan menggali hal-hal ini. Cakrawala berpikir kita begitu luas dan tak terbatas, jadi pantas untuk terus bertanya dan mencari tahu. Beberapa peniliti dan ilmuwan telah melakukan pencarian serius tentang hal ini. Tentang bagaimana kemunculan ras manusia hingga menjadi begitu unggul saat ini dibanding ras hewan dan lainnya. 

Bagaimana kita mengambil ahli peran utama panggung peradaban dunia. Jadi hanya peran-peran kita yang begitu diperhitungkan yang menciptakan negara, uang, perang dan perdamaian. Dari mana semua itu dimulai? Bagaimana proses sebenarnya? Setidaknya melalui akal dan usaha seorang pemikir dan peniliti, ia telah menganalisis hal ini dan menguraikannya dalam bukunya "Sapiens: A Brief History of Humankind". Berikut ini adalah sedikit ulasan dari isi buku tersebut yang telah dibuat oleh penulis.


"Tidak ada tuhan, tidak ada negara, tidak ada uang dan tidak ada hak asasi manusia, kecuali dalam imajinasi kolektif kita."
~ Yuval N. Harari

Buku  : Sapiens
Karya : Yuval Noah Harari

Jauh sebelum manusia menyebut dirinya sendiri spesial. Yuval menyebutkan, manusia adalah hewan tak berarti. Makhluk lemah yang selalu berada di pinggiran. Tidak ada yang istimewa pada manusia sejak awal. 2,5 juta tahun lalu, kita tidak lebih baik dari predator-predator unggul saat itu, yang menjadi pemeran utama pada panggung-panggung dunia.

Di balik layar, kita selalu menunggu hingga peran para predator itu selesai kemudian mengejar sisa-sisa mereka. Manusia saat itu hanyalah buruan bagi pemangsa besar, sebagaimana hewan-hewan lainnya. Kita selalu bersembunyi dibalik semak menunggu bangkai dan remah-remah tersisa dari hasil tangkapan para pemangsa.

Namun, disaat posisi manusia tak lebih-baik dari luarbiasa banyaknya organisme yang hidup berdampingan di habitat yang sama saat itu. Tak seorangpun termasuk kita manusia, pernah terpikir bahwa suatu hari kelak keturunan kitalah yang akan menginjakkan kaki di bulan, memecah atom, membaca sandi genetik, bahkan menguasai dunia.

Kira-kira 2 juta hingga 10.000 tahun lalu, planet ini adalah rumah bagi beberapa spesies manusia sekaligus. Selain Sapiens, spesies manusia lainnya yaitu Erectus, Neanderthal, Denisova, Ergaster, Rudolfensis dan masih banyak lagi yang menunggu untuk ditemui para peneliti. Mereka semua adalah manusia, yang masuk dalam anggota Genus Homo. Meskipun sekarang tidak ada spesies manusia lain selain Sapiens yang tersisa, kata Yuval kerabat terdekat manusia adalah Simpanse. Sekitar 6 juta tahun lalu, satu kera betina memiliki 2 putri. Yang satu adalah nenek moyang semua simpanse, sedangkan yang satunya lagi adalah nenek moyang kita.

Lantas, apa rahasia terbesar Sapiens hingga menaklukkan dunia?
Titik awal yang membuat manusia mulai muncul di permukaan lautan organisme adalah api.
Api yang memunculkan jurang besar pertama antara manusia dan hewan-hewan lainnya. Ketika menjinakkan api, manusia memiliki kendali terhadap kekuatan yang berpotensi tak terbatas. Seorang perempuan sendirian berhasil menyebrangi hutan dengan selamat dari hewan buas berkat api ditangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun