Me Hoa merupakan Ketua DPRD Bangka Tengah, memberikan pendapatnya terkait hal ini. Me Hoa berpendapat bahwa "Persaingan dalam parlemen itu pasti ada karena banyak perempuan yang minder dari awal, misalkan mereka minder karena kurang modal/uang. Prinsipnya jika seseorang punya uang atau modal, biasanya mereka dinilai lebih percaya diri. Itu memang sudah diuji dan diteliti secara psikologis, tetapi kita semua tetap diberi kesempatan yang sama. Jadi tergantung orangnya, mau sejauh mana menggali persaingan," cerita Me Hoa.
Klik di sini untuk interaktivitas grafik!
Me Hoa sebagai salah satu wanita yang berjuang bekerja dalam parlemen di Indonesia memberikan motivasi kepada wanita Indonesia untuk berani percaya diri agar dapat memimpin Indonesia. Menurut dirinya, percaya diri dan keuletan menjadi kunci utama agar perempuan Indonesia dapat mendapatkan kesempatan untuk memimpin Indonesia.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Mega, seorang anggota DPRD Kota Tangerang asal Partai Solidaritas Indonesia. Ia menceritakan bahwa perempuan justru seharusnya merasa bangga karena memiliki keistimewaan akan angka 30 persen yang diberikan tersebut.
"Tapi kenyataannya persaingan antara perempuan dan laki-laki cukup kencang di dunia perpolitikan. Padahal kita (perempuan) punya porsi yang sama antara laki-laki dan perempuan, hanya saja karena Indonesia (memang cenderung) mempunyai pola yang lebih mengutamakan laki-laki," ujar Mega.Â
Klik di sini untuk interaktivitas grafik!
Adapun pernyataan dari Dermawan, Asisten Deputi Kesetaraan Gender (Asdep KG) Politik dan Hukum Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), sebagaimana dikutip dari kemenkopmk.go.id  mengenai tanggapannya terkait persaingan yang cukup kencang antara laki-laki dan perempuan di partai politik.
"Ada dua metode yang berbasis pendidikan politik untuk melibatkan perempuan berperan aktif dalam  kepengurusan partai serta pemilu sebagai calon anggota legislatif. Selanjutnya ada metode  yang berbasis sosialisasi yang dilakukan oleh kementerian dan lembaga akan pentingnya keterwakilan perempuan dengan berbagai saluran secara konvensional tatap muka maupun digital," jelas Dermawan.Â
Dengan adanya pernyataan dari salah satu laki-laki yang berpartisipasi aktif dalam mengaturnya hukum Indonesia membuktikan bahwa kini laki-laki juga sudah mendukung dan memberikan kesempatan untuk perempuan dapat bersaing dalam memimpin Indonesia.Â