Mohon tunggu...
Theresia Sumiyati
Theresia Sumiyati Mohon Tunggu... Guru - https://www.kompasiana.com/theresiasumiyati8117

Saya seorang ibu dengan 2 orang anak laki-laki. Senang membaca, menulis, dan bermain musik. Hidup terasa lebih indah dengan adanya bacaan, tulisan, dan musik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memanfaatkan Barang Murah sebagai Penyambung Lidah

19 Oktober 2023   22:31 Diperbarui: 19 Oktober 2023   22:33 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia anak identik dengan dunia bermain. Apa pun benda yang ada bisa dijadikan mainan. Selembar kertas bisa menjadi pesawat atau kapal atau robot sesuai dengan yang ia inginkan. Botol bekas minum disepak ditendang, jadilah permainan sepak bola palsu. Betapa kreatifnya mereka.

Di suatu pagi yang cerah, saat anak-anak sampai di sekolah setelah menggendong tasnya mereka pun mulai bermain. Bola mainan favorit mereka. Bukan hanya anak-anak laki-laki,  tetapi juga anak perempuan. Tenaga mereka seakan tak pernah habis. Selalu dan selalu bermain.

"Potensi" ini saya  manfaatkan sebagai sarana untuk menyampaikan beberapa hal di dalam  kelas. Salah satu alat yang saya gunakan adalah stik es. Bahan sederhana, murah, dan ramah anak. Bisa didapatkan dengan membeli stik es yang masih baru, bisa juga memanfaatkan stik bekas.

Benda kecil ini mampu membangkitkan kegembiraan dan semangat bagi anak-anak kelas 1 SD. Terlihat dari wajah mereka yang bersinar seperti mentari pagi pada saat  stik-stik itu dibagikan.

Sebelum stik benar-benar sampai di tangan mereka, sebuah pesan meluncur.

"Anak-anak harus menghitung dengan jumlah ten!"

"Jika kurang boleh ambil lagi, kalau lebih harus dikembalikan."

 Pada tahapan ini, anak belajar berhitung satu sampai sepuluh, dan menggunakan satu kata dalam bahasa Inggris.

Selain itu anak belajar  berani mengatakan dan menuntut haknya (meminta tambahan ketika jumlah yang dimiliki tidak cukup)

Anak belajar berkata dan bertindak jujur, yaitu dengan mengembalikan kelebihan stik yang sampai di tangannya.

Instruksi berikutnya adalah untuk membuat bentuk tertentu dengan menggunakan stik tersebut.

   Pada tahapan ini, anak belajar merefresh pelajaran tentang geometri.

   Anak juga belajar menterjemahkan instruksi dengan tepat.

   Selain itu juga belajar berkreasi. Kreativitas mereka semakin meluas ketika mendapat izin untuk membuat bentuk "bebas".

Setelah selesai anak harus mengembalikan stik pada tempatnya.

   Pada tahap ini anak belajar bertanggung jawab, membiasakan hal baik, mengembalikan benda di tempat semula setelah menggunakannya. 

Setidaknya ada 7 pesan yang bisa saya  disampaikan melalui batang-batang stik es yang digunakan dalam permainan tersebut.

 

Rambutan, 19 Oktober

Dok SD Xaverius Simpang Rambutan
Dok SD Xaverius Simpang Rambutan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun