Mohon tunggu...
Theresia Sumiyati
Theresia Sumiyati Mohon Tunggu... Guru - https://www.kompasiana.com/theresiasumiyati8117

Saya seorang ibu dengan 2 orang anak laki-laki. Senang membaca, menulis, dan bermain musik. Hidup terasa lebih indah dengan adanya bacaan, tulisan, dan musik.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mereka yang Ditunggu Kedatangannya

5 April 2022   08:40 Diperbarui: 5 April 2022   08:45 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat senja memberi waktu untuk sang malam, rombongan beranjak ke tempat kami menginap. Di sana sudah berkumpul para ibu yang akan berlatih paduan suara untuk perayaan Ekaristi pada hari Minggu. Jangan dibayangkan bahwa paduan suara tersebut seperti paduan suara dengan komposisi suara yang lengkap sopran, alto, tenor, bas. Sesungguhnya sangat sederhana, suara dari beberapa orang dicocokkan dengan nada yang tertulis. Jika itu sudah benar merupakan prestasi yang pantas diapresiasi.

Kedatangan dua orang Suster menjadi energi tersendiri untuk memacu semangat mereka. Romo paroki yang juga menemani beberapa menit dalam latihan malam itu cukup memompa semangat bagi mereka. Semangat berlipat untuk melakukannya.

Pengemudi yang mengantarkan kami juga berperan serta dalam latihan paduan suara malam itu. Kemampuannya untuk melatih olah suara cukup bagus. Beliau juga salah satu yang diharapkan kedatangannya oleh mereka.

Satu pelajaran lagi saya dapatkan, siap sedia membantu mereka yang membutuhkan. Ngantuk dan lelah seakan pergi sendiri ketika hati terbuka siap melayani. Tuhan melebihkan tenaga saat tenaga itu  disalurkan demi kebaikan sesamanya.

Pelayanan berlanjut saat pagi menyapa di hari Minggu. Sebelum merayakan Ekaristi, para Suster berkunjung ke rumah umat yang berdekatan dengan gereja. Rintik hujan, tanah becek tak membuat para suster itu khawatir pakaian putihnya menjadi kotor.

Sapaan yang lembut membuat umat yang dikunjungi merasa terhibur. Kebahagiaan hatinya muncul pada wajah yang berseri. Dengan sapaan dan berbagai cerita, dengan didengarkan, bisa mengubah hati  jadi berseri.

Pada pukul jam 09.00 perayaan Ekaristi di gereja itu diawali. Tidak banyak umat yang datang. Hujan yang mengguyur dari pagi jadi sebuah alasan. Namun hal itu tidak mengendurkan semangat Romo dan 2 orang Suster ini untuk melakukan pelayanan. Tetap melayani dengan ikhlas dan hati yang gembira.

Perjalanan kami berakhir setelah menyelesaikan Ekaristi di tempat yang ketiga. Tempat yang ini lebih mudah dijangkau dari pada kedua tempat sebelumnya. Letaknya di pinggir jalan raya membuat orang mudah untuk menemukannya.

Perjalanan dari hari Sabtu sampai hari Minggu itu memang terasa sangat panjang. Panjangnya perjalanan tersebut dapat memberi kesejukan kepada banyak umat yang selalu merindukan kehadirannya. Saya pun mendapatkan banyak pelajaran kehidupan yang membuat saya mengerti banyak hal.

Dokpri
Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun