Pada awalnya dua benda ini memiliki beberapa kesamaan. Saya membelinya pada waktu yang sama dengan harga yang sama pula. Ukuran dan bentuknya sama. Saya juga menggunakan dalam waktu bersamaan. Akan tetapi pada akhir dari dua benda ini  berbeda.
Dua buah lilin yang menyala  menemani saya ketika sedang berdoa. Pada saat itu ternyata ada beberapa kejadian yang membuat dua nyala ini menjadi berbeda. Lilin yang satu memiliki nyala yang sangat terang dibandingkan dengan lilin yang lain. Penyebabnya antara lain karena sumbu pada lilin tersebut lebih tebal. Satu hal lagi yang membuat nyala api itu menjadi semakin besar yaitu karena ada tiupan angin. Meskipun tiupan itu tidak begitu besar, namun mampu mengobarkan apinya.  Akibatnya lilin yang memiliki nyala besar akan cepat habis, sedangkan lilin yang yang memiliki nyala api kecil akan lebih awet.
Dua buah lilin yang memiliki banyak kesamaan pada awalnya, pada akhirnya akan mengalami nasib yang berbeda. Ukuran kedua lilin ini menjadi tidak sama. Lilin yang biasa mengeluarkan nyala kecil akan lebih tinggi ukurannya dari pada lilin yang mengeluarkan nyala api besar.
Manusia juga mengalami hal seperti itu. Manusia yang dilahirkan dari rahim yang sama belum tentu akan memiliki sifat yang sama. Kehidupan yang mereka miliki juga pasti tidak sama.
Ada yang bernasib baik, perjalanan hidupnya lurus-lurus saja. Akan tetapi ada juga yang perjalanan hidupnya penuh dengan liku-liku oleh goncangan angin atau badai atau pandemi-pandemi kecil maupun yang melanda hidupnya.Â
Setiap orang memiliki karunia tersendiri yang berbeda dengan karunia yang diperoleh oleh orang lain. Mensyukuri apa yang dimiliki, mengusahakan untuk selalu menjadi yang baik merupakan tindakan yang lebih baik daripada hanya meratapi diri, mengutuk diri dengan dan menyesali diri.
Bersyukur saat beruntung, tentu akan mudah dilakukan. Bersyukur ketika melihat orang lain beruntung sedangkan diri kita menderita pasti sangat sulit bagi banyak orang termasuk saya. Akan tetapi, sepertinya masih tetap untung jika bersyukur daripada menggerutu dan mengajukan protes kepada-Nya.
        Bersyukur dan bersyukur meskipun rezeki kita tidak sebanyak dengan rezeki orang lain.
        Bersyukur dan bersyukur meskipun anak kita tidak sepandai dengan anak orang lain.
        Bersyukur dan bersyukur meskipun menu makanan kita tidak selezat menu  seperti menu orang lain.
        Bersyukur dan bersyukur meskipun rumah kita tidak sebagus rumah tetangga.
        Bersyukur dan bersyukur meskipun halaman kita tidak seluas dengan halaman rumah tetangga.
        Bersyukur dan bersyukur meskipun rumput kita tidak sehijau rumput tetangga.
        Bersyukur dan bersyukur meskipun senyum kita tidak semanis bintang iklan di televisi.
Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya." (Maz 107 ayat 1)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H