Mohon tunggu...
Theresia Sumiyati
Theresia Sumiyati Mohon Tunggu... Guru - https://www.kompasiana.com/theresiasumiyati8117

Saya seorang ibu dengan 2 orang anak laki-laki. Senang membaca, menulis, dan bermain musik. Hidup terasa lebih indah dengan adanya bacaan, tulisan, dan musik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gotong Royong Lupa Masker

3 Januari 2021   05:50 Diperbarui: 3 Januari 2021   05:51 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Gotong-royong Lupa Masker     

Tahun baru diawali dengan adanya hajatan di rumah tetanggaku. Yuk Mimin akan menikahkan anaknya yang ke-dua. Seorang gadis yang bernama Aini itu telah dipinang oleh seorang lelaki yang berasal dari kota lain. Mereka akan dipersatukan oleh perkawinan suci yang dilaksanakan pada awal tahun ini. 

Gadis cantik yang berprofesi sebagai  bidan ini disunting oleh seorang polisi yang gagah berani. Sungguh pasangan serasi yang cukup mapan. Pekerjaan mereka berdua telah menjanjikan kehidupan ekonomi yang lebih baik daripada orangtuanya.

Mempersiapkan semua itu, para ibu tetangga ikut berpartisipasi. Secara bergotongroyong mereka membantu persiapan pernikahan ini. Hal yang dikerjakan adalah mempersiapkan hidangan yang akan menjadi santapan bagi para tamu yang datang. Menyusun di meja hidang yang diletakkan di ruang tamu. 

Selain itu makanan juga akan dibagikan kepada para tetangga dan saudara dari keluarga Yuk Mimin. Maka sebagian dari mereka ada yang membungkus nasi, rendang, sayuran, serta makanan yang lain.

Maka ruang sempit di rumah keluarga tersebut dipenuhi oleh para ibu. Mereka dengan sukarela datang untuk meringankan pekerjaan Yuk Mimin. Gotong-royong ini sudah biasa dilakukan pada saat salah satu tetangga punya hajatan. 

Sungguh suatu praktik dan bukti nyata dari pengamalan sila Pancasila. Gotong-royong yang mengandung sikap persatuan merupakan salah satu bagian contoh kehidupan yang memiliki nilai-nilai luhur dari sila ke3 Pancasila yang akan membawa ke arah persatuan. (Sumber 27 Juni 2020). Pengamalan Pancasila  yang sangat baik, dan sudah dilakukan sejak lama. Semoga tetap dilakukan di masa- masa yang akan datang. 

Tetapi ada hal yang disayangkan, para ibu tersebut kebanyakan tidak memakai masker. Ada sebagian yang membawa masker tetapi hanya digantung di leher. Padahal di ruang sempit itu banyak ibu yang bekerja. Mereka telah melupakan protokol kesehatan yang telah dianjurkan oleh pemerintah. 

Mungkinkah karena tak ada razia masker di tempat itu maka mereka tak mau memakainya? Tetapi apakah perlu selalu diadakan razia? Apakah itu menunjukkan kepatuhan para ibu yang sangat rendah? Menganggap hal biasa saja. Mereka ibu-ibu, tetapi melupakan pesan ibu yang setiap kali tayang di televisi. Ingat pesan ibu pakai maskermu, ...

Semoga tak terjadi apa-apa dengan hajatan di rumah Yuk Mimin ini. Semoga tak terjadi klaster baru covid-19 setelah pesta pernikahan ini. Semoga para ibu tetap sehat, tetap bisa melakukan gotong royong meringankan beban dari orang lain. Semoga Pancasila tetap diamalkan oleh masyarakat di Indonesia.

Penulis berharap hal yang baik tentang gotong-royong bisa selalu dilaksanakan, dan hal yang tidak baik yaitu tidak mematuhi protokol kesehatan supaya dihilangkan. Agar tercipta masyarakat yang bersatu dan tetap sehat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun