Mohon tunggu...
Theresia sri rahayu
Theresia sri rahayu Mohon Tunggu... Guru - Bukan Guru Biasa

Menulis, menulis, dan menulislah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Gambar Terakhir "Oom Pasikom"

30 Juni 2018   14:26 Diperbarui: 30 Juni 2018   15:06 1428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tuturmu amat teratur

Dipadu padankan coretan karikatur

Para penguasa tak lagi lelap mendengkur

komedi politik tersaji menghibur

Mau marah, apa salah ?

Coretan penuh makna, tersaji begitu indah

Mau kesal, apa hal ?

Akhirnya malah terpingkal

Panggung sandiwara

Terukir dalam celoteh tanpa warna

Yang mewakili aspirasi rakyat

Saat tak ada jalan untuk sekedar berharap

Ada gambar seorang bocah menjajakan koran

Mungkin dia Si Budi Kecil yang duduk di perempatan

Di layar kaca, Tuan duduk di kursi pesakitan

Menunggu vonis hukuman yang diberikan

Sebuah senyum di ujung palu

Mengetok meja hijau

Sementara si sakit menunduk malu

Harta karun tujuh generasi memancar silau

Kami hanya selembar kertas dan tinta yang diam

Alat menumbuhkan benih -- benih kebenaran

Biar godam senjata membungkam

Jiwa dan akal sehat yang memerdekakan

Sang karikaturis menggambar sebuah titik

Di samping pintu surga yang menanti

Dilemparnya senyum bocah udik

Tak peduli, tak ada sesal di hati

Tribute to : GM Sudarta "Oom Pasikom"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun