Mohon tunggu...
Theresia sri rahayu
Theresia sri rahayu Mohon Tunggu... Guru - Bukan Guru Biasa

Menulis, menulis, dan menulislah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Candu

26 Juni 2018   16:03 Diperbarui: 26 Juni 2018   18:13 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamu adalah candu

bagi para pemujamu

sekilas nikmat yang kau tawarkan

selamanya karam dalam lingkaran

Aku ingat suatu masa

Di mana iman dan takwa masih berkuasa

dibanding nafsu duniawi yang binasa

tak ada celah bagimu untuk merasuk

mengubah satu generasi hingga membusuk

di ruang -- ruang rehabilitasi

yang serba terisolasi

Wujudmu yang sempurna

begitu menarik dan mempesona

awalnya hanya ingin mencoba

hingga lantas mencoba segala cara

Kini bukan lagi kami yang tua

terlanjur di ambang kubur

muda, pintar, kaya dan miskin

pelajar, pejabat, penguasa, hingga selebritis

menjadikanmu sebagai idola

sungguh ironis

Seorang ibu menangis, hatinya teriris

ananda terbaring sebab overdosis

Kemana saja kau, Ibu ?

Jerit ananda bertanya

Narkotika sudah memberiku kebahagiaan

Ketika tak ada lagi pelukan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun