Jam satu dini hariÂ
Jutaan anak negeri terlelap di dekap mimpi
Entah apa yangmereka cari
Di dunia yang mereka bangun sendiri
Â
Mungkin mimpi para pejabat
Yang mengaku wakil rakyat
Bermegah di antara kaum melarat
Dengan sorot kamera di mana - mana
Berharap jadi insan ternama
Nama apa ... nama yang HEBAT
Â
Mungkin mimpi para pemimpin
Yang bersembunyi di dalam gedung
Dengan dompet - dompet yang kembung
Di sela ruang rapat yang megah membumbung
Tapi kosong aspirasi dan non disiplin
Â
Mungkin mimpi para pengusaha
Yang mengaku dirinya berjasa
Mensejahterakan sesama
Padahal dirinya yang sejahtera
Sedangkan yang lain nasibnya sengsara
Â
Mungkin mimpi para buruh
Yang setiap hari rusuh bergemuruh
Menuntut upah minimum
Yang layak di mata umum
Demikian para guru honorer
Yang nasibnya menjadi geger
Lantaran tiga ratus ribu berjejer
Â
Mungkin mimpi kaki - kaki kecil
Yang bertelanjang kaki menerjang sungai
Membawa buku dan pensil
Mengejar cita - cita yang ingin dicapai
Lihatlah tangan mungilnya
Berpegangan kuat pada tali seadanya
Lihatlah komat - kamit mulutnyaÂ
Berdoa mohon perlindunganNya
Â
Mungkin mimpi anak jalanan
Yang menyusuri setiap belokanÂ
Menanti lampu menjadi merah
Menjual suara demi sekeping rupiah
Â
Mungkin mimpi anak petani
Yang bersujud menghalau kemarau
Sambil menghapus air matanya
 Mengeruk tanah mencari lahan basah
Â
Mungkin pula mimpi para TKW dan TKI
Yang menjual jasa di negeri orang
Dengan sejuta harapan terbayang
Mengais dollar menghasilkan devisa
Demi siapa ... ?
Â
Ketika anak negeri terlelap dalam mimpi
Seperti ada rasa ngeri sendiri
Lalu takut tuk terbangun
Terkurung dalam karung
Terpasung dengan gaung
Jika berani hanya dalam mimpi
Lantas kapan mau terbangunÂ
Dan menjadi tuan di negeri sendiri ?Â
Â
Ketika sebagian mimpi terwujud
Sebagian pula yang mampu bersujud
Sebagian lainnya terbungkus diam
Hanya urun angan, bukan turun tangan
Sebab untuk bermimpi besar
Dibutuhkan nyali yang besar
Untuk bermimpi benar
Dibutuhkan jiwa yang sabar
Â
Tapi bagi semua anak negeri
Yang utama adalah kepala
Sebab kepala punya tugas utama
Mengatur sistem dengan bijaksana
Biar tak bergerak sendiri
Hingga saling memangsa
Â
Padamu Pak Jokowi
Kami titip mimpi kami
Bukan mimpi para pejabat serakah
Bukan mimpi para pengusaha pongah
Bukan mimpi para pemimpin non disiplin
Hanya mimpi anak negeri
Yang melarat karena rupiah
Yang berharap untuk sekolah
Â
Mimpi kami adalah mimpi yang kecil
Yang timbul sebab kegelisahan hati
Dan jiwa yang terpanggil
Mimpi kami untuk Pak Jokowi
Jaminan hidup Gemah Ripah Loh Jinawi
Yang dicita-citakan di setiap sudut kecil
Jalan kampung yang semakin kerdil
Dihempas gedung dan perkotaan baru
Â
Ayo, bangunlah Pak Jokowi
Wujudkan mimpi dan angan kami
Jangan biarkan kami hidup senang dalam mimpi
Tapi susah di kemudian hari
Jaga dan ingatlah mimpi kami
Dalam setiap tidurmu Pak Jokowi
Esok saat Bapak terbangun ...
Jalan keras sudah menanti
Bukit terjal pun menunggu
Dan doa kami adalah satu
Untukmu presidenku
Semoga Allah memberkatimu
Dalam jejak langkah pengabdianmu
Mewujudkan mimpi anak negeri
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H