Mohon tunggu...
Theresia sri rahayu
Theresia sri rahayu Mohon Tunggu... Guru - Bukan Guru Biasa

Menulis, menulis, dan menulislah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[Jokowi] Titip Mimpi Anak Negeri

17 Desember 2015   15:55 Diperbarui: 17 Desember 2015   16:54 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jam satu dini hari 

Jutaan anak negeri terlelap di dekap mimpi

Entah apa yangmereka cari

Di dunia yang mereka bangun sendiri

 

Mungkin mimpi para pejabat

Yang mengaku wakil rakyat

Bermegah di antara kaum melarat

Dengan sorot kamera di mana - mana

Berharap jadi insan ternama

Nama apa ... nama yang HEBAT

 

Mungkin mimpi para pemimpin

Yang bersembunyi di dalam gedung

Dengan dompet - dompet yang kembung

Di sela ruang rapat yang megah membumbung

Tapi kosong aspirasi dan non disiplin

 

Mungkin mimpi para pengusaha

Yang mengaku dirinya berjasa

Mensejahterakan sesama

Padahal dirinya yang sejahtera

Sedangkan yang lain nasibnya sengsara

 

Mungkin mimpi para buruh

Yang setiap hari rusuh bergemuruh

Menuntut upah minimum

Yang layak di mata umum

Demikian para guru honorer

Yang nasibnya menjadi geger

Lantaran tiga ratus ribu berjejer

 

Mungkin mimpi kaki - kaki kecil

Yang bertelanjang kaki menerjang sungai

Membawa buku dan pensil

Mengejar cita - cita yang ingin dicapai

Lihatlah tangan mungilnya

Berpegangan kuat pada tali seadanya

Lihatlah komat - kamit mulutnya 

Berdoa mohon perlindunganNya

 

Mungkin mimpi anak jalanan

Yang menyusuri setiap belokan 

Menanti lampu menjadi merah

Menjual suara demi sekeping rupiah

 

Mungkin mimpi anak petani

Yang bersujud menghalau kemarau

Sambil menghapus air matanya

 Mengeruk tanah mencari lahan basah

 

Mungkin pula mimpi para TKW dan TKI

Yang menjual jasa di negeri orang

Dengan sejuta harapan terbayang

Mengais dollar menghasilkan devisa

Demi siapa ... ?

 

Ketika anak negeri terlelap dalam mimpi

Seperti ada rasa ngeri sendiri

Lalu takut tuk terbangun

Terkurung dalam karung

Terpasung dengan gaung

Jika berani hanya dalam mimpi

Lantas kapan mau terbangun 

Dan menjadi tuan di negeri sendiri ? 

 

Ketika sebagian mimpi terwujud

Sebagian pula yang mampu bersujud

Sebagian lainnya terbungkus diam

Hanya urun angan, bukan turun tangan

Sebab untuk bermimpi besar

Dibutuhkan nyali yang besar

Untuk bermimpi benar

Dibutuhkan jiwa yang sabar

 

Tapi bagi semua anak negeri

Yang utama adalah kepala

Sebab kepala punya tugas utama

Mengatur sistem dengan bijaksana

Biar tak bergerak sendiri

Hingga saling memangsa

 

Padamu Pak Jokowi

Kami titip mimpi kami

Bukan mimpi para pejabat serakah

Bukan mimpi para pengusaha pongah

Bukan mimpi para pemimpin non disiplin

Hanya mimpi anak negeri

Yang melarat karena rupiah

Yang berharap untuk sekolah

 

Mimpi kami adalah mimpi yang kecil

Yang timbul sebab kegelisahan hati

Dan jiwa yang terpanggil

Mimpi kami untuk Pak Jokowi

Jaminan hidup Gemah Ripah Loh Jinawi

Yang dicita-citakan di setiap sudut kecil

Jalan kampung yang semakin kerdil

Dihempas gedung dan perkotaan baru

 

Ayo, bangunlah Pak Jokowi

Wujudkan mimpi dan angan kami

Jangan biarkan kami hidup senang dalam mimpi

Tapi susah di kemudian hari

Jaga dan ingatlah mimpi kami

Dalam setiap tidurmu Pak Jokowi

Esok saat Bapak terbangun ...

Jalan keras sudah menanti

Bukit terjal pun menunggu

Dan doa kami adalah satu

Untukmu presidenku

Semoga Allah memberkatimu

Dalam jejak langkah pengabdianmu

Mewujudkan mimpi anak negeri

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun