Mohon tunggu...
Theresia sri rahayu
Theresia sri rahayu Mohon Tunggu... Guru - Bukan Guru Biasa

Menulis, menulis, dan menulislah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Senyum Seharga Dua Ribu Rupiah

4 Desember 2015   15:17 Diperbarui: 4 Desember 2015   16:36 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya sedikit terhenyak dengan peristiwa itu. Lalu masih di depan swalayan, saya mencari - cari tulisan tentang tarif parkir yang seharusnya. Barangkali sudah ada ketentuan tarif parkir baru yang dipasang di tempat parkir. Namun, tidak saya temukan. Karena memang seingat saya, tarif parkir pada umumnya masih sebesar Rp 1.000,00. Kecuali seperti di Mall atau tempat lain yang sudah menyediakan vallet parking otomatis. 

Contoh kejadian lain dipaparkan oleh teman saya sendiri. Katanya di daerah tempat tinggalnya, ada 2 buah tempat fotokopi yang saling berdekatan. Tempat fotokopi pertama dilayani oleh sepasang suami istri, sedangkan yang lainnya dilayani oleh seorang perempuan yang masih muda. Coba anda tebak, tempat fotokopi siapa yang lebih ramai ? Bila anda termasuk yang menjawab tempat fotokopi kedua yang lebih ramai karena dilayani oleh seorang perempuan muda, jawaban anda ... SALAH.

Karena yang lebih ramai tempat fotokopinya adalah yang pertama. Ternyata dari hasil bertanya - tanya iseng pada beberapa orang yang sama - sama fotokopi di tempat pertama, mereka lebih suka fotokopi di sana karena si pemilik fotokopi adalah orang yang ramah dan suka tersenyum. Bahkan suami istri itu dengan sabar mendengarkan permintaan dari semua pelanggannya tanpa kecuali. Sedangkan dari pengalaman mereka, si perempuan muda itu justru terkesan jutek. Bahkan ia tidak melayani pelanggannya dengan baik bila jumlah pesanan fotokopi hanya satu atau dua lembar. 

Dari contoh pengalaman di tempat parkir dan fotokopi itu, saya mencoba menarik sebuah inti gagasan yaitu bahwa seolah - olah untuk mendapat sebuah senyuman, diperlukan nominal rupiah tertentu. Sungguh ironis, mengingat bahwa mereka itu sebagai pelaku ekonomi seharusnya memberikan pelayanan yang maksimal kepada orang lain agar produk jasa dan barang yang ditawarkan dilirik oleh konsumen. Bagaimana seandainya, orang sudah tahu dengan perlakuan si tukang parkir kemudian mereka memilih parkir di tempat lain, tentu penghasilannya akan berkurang. Seperti yang dialami oleh pemilik tempat fotokopi kedua, yang ditinggalkan pelanggan karena sikapnya yang kurang ramah dan terkesan jutek, tentunya bukan keuntungan yang dia peroleh, tapi malah buntung. 

Bagaimana ? Apakah anda pun pernah mengalami hal serupa ? Bagaimana pula dengan sikap anda, apakah anda akan memilih sikap seperti tukang parkir, pemilik tempat fotokopi yang pertama, atau pemilik tempat fotokopi kedua ? 

Tersenyum itu tidak susah kok ! Banyak hal di sekitar kita yang dapat membuat kita tersenyum. Kejadian lucu, kenangan masa lalu, imajinasi kita, gambar - gambar atau video lucu, penampilan seseorang, atau kadang kita tersenyum - senyum sendiri tanpa sadar saat melihat foto kita semasa kecil bahkan, saat kita membaca status orang lain di media sosial. Hanya anda perlu ingat, senyumlah pada saat yang tepat. Jangan sampai anda tersenyum dalam suasana duka atau anda senyum saat mendengarkan curhat seorang teman, dan jangan sampai anda senyum - senyum sendiri di tempat umum. 

Jika anda adalah manusia, bukannya robot yang terbuat dari mesin, apa susahnya anda belajar tersenyum. Biasakan untuk menjalani hidup sehari - hari anda dengan penuh senyuman. Sebab bukanlah kebahagiaan yang membuat kita tersenyum, tetapi senyumlah yang mendatangkan kebahagiaan dalam hidup kita. Seberat apapun penderitaan dan rasa sakit yang kita alami saat ini, tariklah nafas panjang sejenak dan tersenyumlah. Niscaya, hidup anda akan terasa lebih ringan untuk dijalani. 

Dan, tebarkanlah senyuman anda itu selanjutnya pada orang lain, agar mereka pun mendapat kebahagiaan dari sebuah hadiah kecil yang anda berikan. Sebuah senyuman indah yang penuh keikhlasan. Terima kasih, sekarang saya yakin anda pasti tersenyum setelah membaca artikel ini. Mudah - mudahan saya pun tidak perlu membayar Rp 2.000,00 untuk mendapat senyuman dari anda. 

Sumber foto : dokumen pribadi penulis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun