Mohon tunggu...
Theresia Sisilia Da lopez
Theresia Sisilia Da lopez Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Pertamina

Hobi main musik, mendengarkan musik dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Book

Resensi Novel Laskar Pelangi, Pentingnya Pendidikan

23 Januari 2024   08:35 Diperbarui: 23 Januari 2024   09:26 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Nama Pengarang: Andrea Hirata 

Judul Novel: Laskar Pelangi 

Penerbit Novel: Bentang Pustaka 

Tebal Buku: xiv, 529 halaman

Tahun Terbit: 2005

Laskar Pelangi merupakan sebuah novel pertama karya Andrea Hirata yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada tahun 2005. Novel ini bercerita tentang kehidupan 10 anak dari keluarga miskin yang bersekolah di SD dan SMP pada sebuah sekolah Muhammadiyah yang berada di Belitung dengan penuh keterbatasan. Mereka bersekolah dan belajar di kelas yang sama dari kelas 1 SD sampai kelas 3 SMP, bahkan mereka menyebut diri mereka sebagai Laskar Pelangi. 

Adapun tokoh-tokoh atau pemeran 10 anak yang memainkan peran dalam novel Laskar Pelangi yakni Ikal sebagai seorang anak terpintar, Lintang sebagai teman sebangku Ikal yang juga tidak kalah jenius dari Ikal, Sahara sebagai gadis yang memiliki sifat keras kepala tetapi memiliki pendirian kuat bahkan sangat patuh kepada agama selain itu juga ramah dan pandai, Mahar sebagai seorang pria yang memiliki bakat dan minat yang besar terhadap seni, A Kiong sebagai seorang anak yang memiliki keturunan Tionghoa tetapi memiliki rasa persahabatan yang tinggi dan baik hati bahkan suka membantu siapa pun. Ada pula Syahdan sebagai seorang anak nelayan yang ceria tetapi tidak pernah nongol dan memiliki cita-cita menjadi seorang aktor, Kucai sebagai seorang ketua kelas yang menderita rabun jauh dikarenakan memiliki gangguan kesehatan yaitu kurang gizi bahkan dari kecil sudah terlihat bahwa bisa menjadi seorang politikus, Borek sebagai seorang pria yang maniak otot, Trapani sebagai seorang pria yang pandai dan baik hati bahkan sangat mencintai ibunya bahkan bercita-cita menjadi guru dan Harun sebagai seseorang yang memiliki keterbelakangan mental. 

Selain itu juga ada beberapa tokoh lainnya yakni Bu Muslimah sebagai pengajar dan menjadi seorang guru yang paling berharga bagi 10 anak tersebut, Pak Harfan sebagai kepala sekolah Muhammadiyah yang memiliki sifat baik hati dan penyabar, Floriana sebagai seorang murid pindahan dan memiliki sifat tomboy serta tidak mau dibantah pada perkataannya dan A Ling sebagai cinta pertama Ikal dan memiliki sifat yang tegas dan paras yang cantik. 

Novel ini bercerita tentang dimana terdapat sebuah sekolah Muhammadiyah yang terletak di desa Gantung, Belitung Timur yang terancam dibubarkan oleh para Depdikbud Provinsi Sumatera Selatan dikarenakan siswa baru yang tidak mencapai 10 anak. Tetapi ketika 9 siswa baru tersebut sedang menghadiri upacara pembukaan dan Pak Harfan selaku kepala sekolah yang hendak berpidato bahwa sekolah akan ditutup, disitu pula datanglah Harun dan ibunya untuk mendaftarkan diri di sekolah tersebut. Dari situlah cerita kesepuluh orang anak tersebut dimulai, permulaannya pada saat pembagian penempatan tempat duduk kemudian melakukan pertemuan dengan Pak Harfan. Perkenalan dari mereka sangatlah luar biasa dimana terdapat seorang anak bernama A Kiong yang ketika ditanya oleh guru mereka yaitu Bu Mus malah cengar-cengir. 

Seiring berjalannya waktu, terdapat beberapa peristiwa yang menyenangkan, lucu, romantis dan sebagainya. Peristiwa-peristiwa tersebut yakni kejadian lucu yang telah dilakukan oleh Borek, saat pemilihan ketua kelas yang diprotes oleh Kucai bahkan sampai proses Lintang yang mengayuh sepeda 80 km pulang pergi dari rumahnya ke sekolah sungguh sangat melelahkan baginya. Memiliki sifat dan karakter yang berbeda tentu tidak membuat mereka bermusuhan satu sama lain. Oleh karena itu, Bu Muslimah memberikan nama yang indah kepada grup mereka bersepuluh ini yakni Laskar Pelangi yang dapat membuat mereka bahagia bahkan mereka juga sempat mengharumkan nama sekolah dengan berbagai caranya masing-masing misalnya  Lintang si jenius yang  menantang bahkan mengalahkan Drs. Zulfikar yang mana beliau merupakan guru sekolah PN yang berijazah dan terkenal dan juga memenangkan lomba cerdas cermat. Laskar Pelangi sebuah nama mewakili kesepuluh orang anak ini mengarungi hari-hari mereka dengan menyenangkan yakni tertawa dan menangis bersama dengan segala keterbatasan yang dimiliki dari masing-masing anak. Bahkan mereka kedatangan satu murid pindahan cewek yaitu Floriana. Seiring berjalannya  waktu, kisah sepuluh anak ini akhirnya berakhir dengan kematian ayang dari salah satu dari mereka yaitu Lintang yang membuatnya untuk putus sekolah dengan sangat mengharukan dan dilanjutkan dengan sebuah kejadian 12 tahun silam yang mana Ikal yang sedang berjuang di luar pulau Belitung untuk kembali ke kampungnya.

Buku Novel Laskar Pelangi merupakan buku pertama dari Tetralogi Laskar Pelangi dan menjadi buku yang tercatat sebagai sebuah buku sastra Indonesia yang terlaris dalam sepanjang sejarah memiliki banyak pesan-pesan moral yang terkandung di dalamnya. Dengan demikian, adapun nilai-nilai yang dapat kita ambil dari novel Laskar Pelangi ini adalah semangat dan berani untuk terus menggapai cita-cita walau terhambat oleh keterbatasan, persahabatan menjadi sebuah kekuatan dalam menjalani kehidupan yang mana saling memberi dukungan ketika menghadapi tantangan, selalu percaya dan tetap  bersyukur kepada Tuhan dengan apa yang sudah dimiliki di bumi, jangan menjadikan sebuah kegagalan menjadi beban dalam hidup tetapi menjadi awal perjuangan, kesederhanaan akan membawa hidup dalam sebuah kebahagiaan dan berbaktilah serta menghormati orang yang lebih tua.

Novel hasil karya Andrea Hirata yang menggambarkan tentang kisah perjuangan sekelompok anak-anak di Pulau Belitung dalam mengejar pendidikan sehingga dapat menginspirasi para pembaca tentang semangat, kegigihan dan kerja keras dari anak-anak dalam menghadapi kesulitan untuk meraih pendidikan. Selain itu juga terdapat karakter-karakter dari tokoh dalam novel tersebut yang sangat kuat dan terasa hidup sehingga dapat memungkinkan para pembaca untuk terhubung emosional dengan perjuangan dari para tokoh. Dari cerita dalam novel ini menggunakan lokasi dan budaya dari Pulau Belitung yang secara tidak langsung penulis novel Andrea Hirata berhasil memperlihatkan keindahan Pulau Belitung serta kehidupan masyarakat secara lebih detail bahkan memberikan gambaran tentang budaya dan pemandangan dari tempat tersebut. Adapun pesan yang dapat disampaikan dari cerita novel tersebut terhadap pendidikan tentang pentingnya pendidikan, ketekunan dan harapan dalam menghadapi berbagai rintangan dalam hidup. Selain itu juga menjelaskan tentang persahabatan dan kesetiaan yang erat. Bahkan cerita yang disampaikan berasal dari sudut pandang tertentu sehingga terdapat beberapa aspek cerita yang mungkin terasa kurang mendalam. Bahkan ada juga cerita yang terlalu umum dalam jenis cerita yang menjelaskan tentang perjuangan untuk meraih impian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun