Ini adalah tentang seorang lelaki, yang tidak tahu bagaimana cara mengutarakan perasaannya.
Ini adalah tentang seorang lelaki, yang tidak tahu bagaimana cara menyampaikan apa yang Ia inginkan.
Dan ini adalah tentang seorang lelaki, yang tidak tahu bagaimana cara menggapai angannya.
Anehnya, aku jatuh lebih dalam untuk mencintai sosok seperti itu.
Jangan tanyakan padaku, mengapa aku sebegitu menginginkannya.
Sebenarnya apa yang Dia punya? Sehingga aku memilih dirinya.
Apa yang aku cari dari dirinya yang hanya diam seribu bahasa.
Lagi-lagi, aku jatuh cinta tanpa suatu alasan, karena aku mencintainya.
Ingin ku memeluk bayangnya.
Namun apa boleh buat, jika aku harus merelakannya.
Seketika aku pun buntu seperti dirinya.
Aku tersesat ketika aku kehilangan arah.
Kulewati perjalanan yang liku ini, agar aku bisa menemui sosok manis itu.
Naasnya hidup harus terus berjalan.
Dan ku lewati semuanya sendirian.
Katanya, titik tertinggi dalam mencintai seseorang ialah ketika kita dapat merelakan kepergiannya.
Aku mencintaimu, maka aku akan melepas mu.
Setelah ini, aku berharap semoga kita dapat dipertemukan kembali, aku siap.
Berbahagialah, sungguh dunia tidak akan jahat. Aku sudah berdoa.
Akan ku bawa nama mu dalam setiap doa malam ku.
Bagaimana pun ujungnya, senang bisa mengenalmu.
Ternyata memang benar adanya.
Dunia jauh lebih terlihat indah, ketika aku tahu ada kamu di dalamnya.
Kenangan manis di hari ini.
Jadi alasan untuk kembali nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H