Mohon tunggu...
Theresia Rimba
Theresia Rimba Mohon Tunggu... Lainnya - Murid SMA

Theresia Johannes RImba/IPS/34

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Kepercayaan dari Masa Praaksara sampai Ke Masa Sekarang

15 November 2022   13:36 Diperbarui: 15 November 2022   13:44 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti yang telah kita ketahui, bahwa masa praaksara adalah masa ketika manusia belum mengenal kegiatan tulis menulis. Ditandai dengan belum ditemukannya salah satu peradaban manusia berupa keterangan tertulis. Manusia itu terus mencari tahu, belajar, berkembang. Contohnya, secara naluriah mereka dapat mengerti bahwa kekurangan makanan bisa lapar, sakit akan menyebabkan kematian dan lain lain. Dari situlah, manusia zaman praaksara ini mulai menyadari bahwa ada suatu kekuatan yang dapat menggerakan sesuatu. Maka terciptalah suatu pemahaman berupa animisme, dinamisme dan totemisme. 

Ketiga hal tersebut berkaitan. Animisme sendiri merupakan pemujaan terhadap roh nenek moyang yang telah meninggal menetap di tempat-tempat tertentu. Peninggalan seperti menhir, dolmen sarkofagus adalah bukti dari kepercayaan ini. Sedangkan dinamisme adalah suatu paham bahwa ada ruh-ruh yang melekat pada setiap benda-benda alam. Jadi manusia zaman itu menyembah roh-roh yang ada dalam pohon, batu, bulan, matahari dan lain lain. Paham terakhir adalah totemisme yakni paham yang menyebutkan ada suatu roh dalam benda ataupun makhluk hidup. Contohnya menyembah benda-benda langit atau hewan tertentu yang dianggap suci dan mempunyai kekuatan spiritual. 

Tentu saja hal ini sangat bertentangan dengan kekristenan karena dalam agama Kristen, sudah dikatakan dengan jelas dalam 10 perintah Allah yang pertama, bahwa menyembah hal-hal lain seperti benda-benda atau patung-patung selain Tuhan adalah dosa. (7 dosa) Dan untuk itu, saya bersyukur dengan iman kita dan menolak untuk menyembah roh nenek moyang yang berkaitan dengan 7 dosa. Setelah percaya dan sudah sadar akan kebenaran, kita bisa menjalankan kewajiban-kewajiban agama kita di kehidupan sehari-hari seperti berdoa, pergi ke gereja, dan lain hal.

Berikut hal-hal yang menjelaskan detail perkembangan kepercayaan pada masa praaksara. Pertama, masa paleolitikum dimana manusia praaksara saat itu sudah memiliki kepercayaan yaitu animisme, dinamisme dan totemisme namun masih bertahap awal (Nita, 2022) Kepercayaan Animisme dan dinamisme sudah mulai ada, namun manusia tidak terlalu mementingkan dan memprioritaskan kepercayaan karena mereka lebih berorientasi atau berfokus untuk berburu mencari makan dan bertahan hidup. Hal ini juga sesuai dengan (Soekmono, 1973).

Kemudian masuk ke masa mesolitikum, animisme dan dinamisme sudah mulai dipercayai oleh banyak kalangan manusia di zaman tersebut. Kepercayaan mereka didasari oleh keinginan untuk hidup sejahtera. Oleh sebab itu, mereka mulai mempercayai roh-roh. Akan tetapi pada masa ini, belum ada juga peraturan yang menjelaskan mengenai manusia praaksara tersebut mengatur kepercayaan. 

Selanjutnya pada masa neolitikum. Kepercayaan Animisme dan dinamisme makin berkembang, namun manusia sudah tidak terlalu berpusat pada kepercayaan-kepercayaan ini karena manusia di zaman Neolitikum lebih fokus dengan bercocok tanam untuk bertahan hidup karena belum adanya peraturan yang mengatur kepercayaan tersebut. Hal ini ditunjukan juga dengan bagaimana mereka mengembangkan luas sistem bercocok tanam awal. 

Masuk ke masa megalitikum, manusia praaksara mulai meyakini kepercayaannya. Akan tetapi, kepercayaan animisme lebih dominan berkembang. Hal ini dibuktikan dengan adanya peninggalan-peninggalan berupa meinhil, dolmen, sarkofagus, dan lain lain. Dimana, setiap benda-benda ini untuk upacara kematian. Beralih ke zaman perunggu, dimana manusia tetap memiliki kepercayaan animisme dan dinamisme namun bukan sebagai prioritas karena tujuan utama nya adalah untuk mengelola kehidupan. Sehingga pada jaman itu, manusia sudah memiliki pekerjaan dasar seperti perajin emas dan besi. Selanjutnya pada masa sekarang dimana kepercayaan terus berkembang pesat dan manusia karena akal budinya dapat memilih keyakinannya masing-masing. Apa yang terjadi pada masa sekarang tentunya merupakan dampak dari apa yang terjadi di masa lampau yakni praaksara. Pada zaman sekarang, kepercayan juga di sah kan oleh negara dan diatur oleh UUD Pasal 29 ayat (1) menyatakan "Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa''. Negara juga telah memberikan jaminan bagi penduduknya untuk bebas beragama seperti yang diatur oleh Ayat (2) yang berbunyi "Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing- masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu". Juga UUD pasal 28e ayat (1) "Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal diwilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali. Dalam UUD ini, dijelaskan bahwa pemerintah menjamin bahwa setiap individu dan masyarakat bebas memeluk agama apapun yang tidak diluar 6 agama yang diakui oleh Indonesia yakni Islam, Kristen, Budha, Hindu, Kong Hu Chu dan Katolik. 

Pada dasarnya, Identitas Indonesia adalah beragam dan berbeda-beda. Oleh karena itu, kita harus menerapkan triologi kerukunan di negara kita. Seperti menciptakan kerukunan antar intern agama. Selain dengan sesama agama, kita juga harus bisa saling menghargai dan toleransi dengan agama lain yang berbeda  dengan kita dan dengan pemerintah sekalipun. Contoh upaya yang bisa kita lakukan setiap umat beragama adalah saling menghargai antar umat beragama, tidak membeda-bedakan dan mematuhi norma-norma agama dan kebudayaan yang berlaku. 

Untuk itu, kesimpulan yang ditarik adalah kita harus bersyukur dengan perkembangan yang telah terjadi dari zaman praaksara sampai zaman sekarang karena hal tersebut merupakan proses kita bisa mencari dan menemukan Tuhan yang menciptakan dan memelihara dunia ini dan kita semua. Kita juga harus berpegang teguh pada iman kita terhadap Tuhan agar tidak melenceng ke jalan yang salah. Kita harus meminta Roh Kudus untuk itu karena Roh Kudus tersebut yang dapat mengisyafkan dan menyadarkan hati kita akan jalan yang salah atau perlakuan yang melenceng. Dengan kerohanian kita yang terus bertumbuh, kita dapat tekun dalam pendirian agama kita. Kita juga harus mengalami transformasi spiritual seperti transformasi yang terjadi dari masa lalu sampai ke masa sekarang dengan terus berdoa, rajin ke gereja, membaca Alkitab dan tak lupa merenungi firman tersebut dan peristiwa yang merupakan kehendak Tuhan. Seperti yang tertulis pada Alkitab Yeremia 29 : 11 "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan hari depan yang penuh harapan". Seperti yang terjadi di masa praaksara, mereka hanya berpegang dan meyakini pada pengertian mereka saat itu. Namun, sebagai anak Kristen, Tuhan mengajarkan untuk tidak seperti itu melainkan kita harus percaya pada Nya dan tidak bersandar pada pengertian kita maka Ia akan meluruskan jalan kita. 

DAFTAR PUSTAKA

Soekmono. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 1. 1973. 2nd ed., Yogyakarta, Kanisius, 1973.

BAB I PENDAHULUAN.

Balar_Sulsel1. "PRODUK BUDAYA MASA NEOLITIK -- Pameran Virtual." Kemendikbud.go.id, 19 July 2020, balar-sulsel.kemdikbud.go.id/pameran/2020/07/19/13/. Accessed 15 Nov. 2022.

Dr. HM. Zainuddin, MA. "KEBEBASAN BERAGAMA DAN MELAKSANAKAN AGAMA/ KEPERCAYAAN PERS..." Uin-Malang.ac.id, 11 Nov. 2013, uin-malang.ac.id/blog/post/read/131101/kebebasan-beragama-dan-melaksanakan-agama-kepercayaan-perspektif-ham.html.

Kerjasama, Biro Humas, Hukum dan. "Pemerintah Jamin Perlindungan Kebebasan Beragama." Web.kemenkumham.go.id, 22 Dec. 2021, www.kemenkumham.go.id/berita-utama/pemerintah-jamin-perlindungan-kebebasan-beragama. Accessed 14 Nov. 2022.

Mutsani, Hasbi. "Zaman Paleolitikum : Pengertian, Ciri, Kehidupan, Kebudayaan, Kepercayaan, Dan Peninggalannya Lengkap." Forbes.Id, 3 Dec. 2019, forbes.id/zaman-paleolitikum-pengertian-ciri-kehidupan-kebudayaan-kepercayaan-dan-peninggalannya-lengkap/. Accessed 15 Nov. 2022.

Paulus Winarto, et al. Maximizing Your Impact. 2014. 1st ed., Jalan Karasak Lama No.2 - Bandung 40235, Visi Press, 1 July 2014.

Penyalahgunaan, U, et al. RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 140/PUU-VII/2009 Tentang. 2009.

Wahyu, Rita. "BERHALA - PENYEMBAHAN BERHALA - SarapanPagi Biblika Ministry." Sarapanpagi.org, 2022, www.sarapanpagi.org/berhala-penyembahan-berhala-vt7785.html.

Windriati, S.Pd. Buku Siswa Sejarah Indonesia SMA/MA Kelas 10. Jakarta, Gramedia Widiasarana Indonesia, 31 May 2021.

"Perlindungan Terhadap Kebebasan Beragama | Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia." Www.mkri.id, 7 Oct. 2022, www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=11505#:~:text=Konstitusi%20Indonesia%2C%20yakni%20UUD%20.

Alkitab: Yeremia 29 : 11

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun