Keesokan harinya, aku memutuskan untuk berkeliling Dusun sendirian. Saat sampai di dekat rumah Pak Asep, aku melihat beberapa warga termasuk Pak Asep sedang berbincang dengan seorang pemuda. Aku mendengar sayap-sayup perbincangan mereka.
"Pemuda itu terlihat mencurigakan," gumamku.Â
Beberapa menit kemudian mereka pun bubar. Aku segera bersembunyi agar tidak ketahuan, sesekali aku mengintip untuk mengecek keadaan sekitar. Dan ternyata pemuda itu belum pergi jauh. Aku pun segera mengikutinya.Â
Pemuda itu pergi ke tepi Sungai Cisadane. aku bersembunyi di balik pohon supaya tidak ketahuan olehnya. Tetapi saat aku melihat ke arahnya, pemuda itu menghilang.Â
"Kamu siapa? Mengapa mengikutiku?"
Aku terkejut mendengar suara dari arah belakangku dan saat aku menengok ke belakang, pemuda itu berdiri serta menatapku dengan tatapan tajam.Â
"Maaf kamu terlihat mencurigakan, jadi aku mengikutimu," ucapku gugup.
"Maaf sudah membuatmu curiga. Perkenalkan aku Aby. Aku seorang pendekar," ujar pemuda tersebut sambil mengulurkan tangannya kearahku. Aku pun menjabat tangannya.Â
"Aku Nadine. Salam kenal Aby," ucapku sambil tersenyum. "Apa tujuanmu datang ke sini?"
Lalu Aby pun menceritakan tujuannya datang ke dusun. Inti dari penjelasan Aby yang aku tangkap adalah ia datang untuk melawan Ratu Siluman Buaya yang suka menculik warga sekitar serta menyelamatkan warga-warga yang diculik oleh Ratu Siluman Buaya.Â
Setelah itu, Aby berjalan ke arah Sungai Cisadane dan masuk ke dalam sungai. Aku menunggunya di tepi sungai dengan cemas. Beberapa menit sudah berlalu tetapi Abi belum juga kembali.