Puisi: Mencumbu Cakrawala
Terpaku jingga menatap wajah senja,
menyaksikan langit membisik lara
hening membungkam sejuta kata,
menghalau asa mendekap jiwa.
Lembut desiran bayu bercerita,
tentang rindu tergenang dalam dada.
perlahan pendar cahaya memudar sirna,
melangkah pergi menjumpai malam gulita.
Secangkir kenangan hangat menyajikan diri,
membuka lembaran rindu tak pernah mati,
menguar keharuman aroma memori,
hadirkan bayang tiada berhenti.
Asa terjebak dalam bejana sunyi,
merintih perih ingin melangkah pergi,
namun kerinduan diri tak dapat dipungkiri,
menggantung sepi membayang menghantui diri.
Cahaya bintang perlahan mencumbui cakrawala,
menggulung kelam dalam pelukan bahagia,
sebab senja bukan sekadar sebuah jeda,
namun membasuh jiwa yang terluka.
Gelap malam erat memeluk rindu,
menyapu kelam terbelenggu sang waktu.
sembunyikan kerling bintang berwajah sendu,
bersiap menyandarkan jiwa di dada sunyi  berlalu.
@senimelipatluka, 10 Januari 2025
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H