Mohon tunggu...
Theresia Martini
Theresia Martini Mohon Tunggu... Lainnya - Pencinta Keheningan

Menulis adalah tantangan jiwa, mengalahkan diri, sejauh kaki terus melangkah ke depan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Menyulam Jiwa pada Sehelai Malam Sunyi

23 Juni 2024   17:46 Diperbarui: 23 Juni 2024   17:47 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puisi: Menyulam Jiwa pada Sehelai Malam Sunyi

Cinta hadir bagai mentari menyapa pagi,
merangkai pelangi di antara tetes tirai rinai
Labuhkan harapan pada sekeping hati sepi,
menghadirkan rasa di setiap detik yang mengabdi.
Mengikuti rayuan bayu menarik simpati,
mengalunkan nada-nada rindu terpenjara di hati

Cinta bisa datang bagai embun pagi ceria,
dalam satu kedipan, hadirkan diri tanpa terduga.
Menghitung deret awan berbaris rapi di angkasa
membawa pesan tak terucap membisik satu rahasia
Menghadirkan rindu bertalu yang terus mendera
mengundang jutaan buliran air mata perih menyiksa

Cinta tiba setelah purnama setia menanti,
menyulam jiwa pada sehelai malam sunyi.
Cinta menyambar bagai kilat menyapa di jiwa,
membelah langit malam dengan cahaya nyata.
Bagai lautan lepas luas di samudra raya
mengajak netra menyetubuhi keindahan memesona

Ketika dua hati telah tertata dalam satu nada,
jiwa menari seirama di batas cakrawala.
Tak lagi penting mencari jawaban yang fana,
karena cinta telah menemukan jalannya.
Menemani langkah dalam setiap liku dan masa,
membawa bahagia dalam ikatan yang setia.

@senimelipatluka, 23 Juni 2024

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun