Mohon tunggu...
Theresia Martini
Theresia Martini Mohon Tunggu... Lainnya - Pencinta Keheningan

Menulis adalah tantangan jiwa, mengalahkan diri, sejauh kaki terus melangkah ke depan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senyummu Melarung Rasa Benciku

21 April 2024   00:39 Diperbarui: 21 April 2024   00:41 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senyummu Melarung Rasa Benciku

Masih kuingat amarahku padamu
Menggelegar bagai gendang bertalu
Kau lempar senyum manis tanpa ragu
Begitu tajam bagaikan sayatan sembilu

Kata rayuanmu bagai guratan belati
Menusuk dan mengoyak relung hati
Meluruhkan jiwaku tak lagi peduli
Berharap semua segera kau akhiri

Meski lenyap segenap harap diri
Kuhapus segala benci hadir di hati
Karena rasa benci itu tiada berarti
Agar kita tak lagi saling menyakiti

Tapi, ternyata ...

Senyum indahmu cinta pertamaku
Bertumbuh subur rasa itu dihatiku
Mengisi hari-hariku penuh rindu
Di setiap nafas dalam hidupku

Senyummu melarung rasa benciku
Kau bangun istana cinta penuh rindu
Memilin lelahku dalam gelak candamu
Kau berikan hidupmu demi bahagiaku

Namun puan barumu begitu jalang
Menghapus jejak langkah menghilang
Aku hanya mampu untuk mengenang
Walau semua sebatas bayang-bayang

Pangkal pinang, 20 April 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun