"Iya broo Marx... Proudhon ditahan karena ia mengkritik pimpinan Perancis yang menjalankan kekuasaanya tidak sesuai dengan sikap sosialisme. Yang aku tahu, pimpinan Perancis itu membiarkan terjadinya penghisapan yang sadis di Negara mereka." Kata Louis Blanc.
"Waduhh. Â Penghisapan yang sadis?" Tanya Robert Owen.
"Iya broo. Hmm, yang kudengar sih, di Perancis itu kan kaum krediturnya pada kaya--kaya. Nahh, itu karena mereka mengkorupsi hasil kerja para buruhnya." Kata Louis Blanc.
Aduh, aduhh... Kasihan banget, broo Proudhon. Dia harus dipenjara, padahal dah jelas si pemimpin Perancis itu yang totaliter." Kata Robert Owen.
"Nahh, benar tuhh bro Owen." Kata Louis Blanc.
Saat pandangan Karl Marx teralihkan ke depan, ia melihat seorang wanita berjalan. Ia adalah bunda Teresa.
 "Halo Inang..., hendak kemanakah inang?" Sapa Karl Marx.
"Salam damai sejahtera amang--amang. Ohhh ini, Saya hendak ke pinggiran jembatan sana, amang." Kata bunda Teresa
"Kepinggiran jembatan? Mau ngapain inang kesana. Sepertinya, saya baru kali ini juga melihat inang disini." Kata Robert Owen.
"Benar amang, saya memang baru berkunjung kesini. Saya pun hendak kepinggiran jembatan itu untuk melihat saudara--saudara kita yang terlantar untuk menolong mereka." Kata bunda Teresa.
"Wahh, mulia sekali hati inang. Kalau boleh tau nang, apasih yang membuat inang mau menolong mereka, sampai berkorban jauh--jauh pergi ke seluruh penjuru dunia gini?" Kata Louis Blanc.