Mohon tunggu...
Theresia juvita
Theresia juvita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswaTeknologi Pangan dengan minat besar dalam bidang teknologi, pengolahan pangan dsb. Saat ini, saya aktif dalam berbagai kegiatan organisasi yang memperkuat keterampilan saya dalam public speaking dan kepemimpinan. Saya memiliki semangat belajar yang tinggi dan selalu mencari peluang untuk mengembangkan diri, baik melalui akademik maupun non akademik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Bahan Pangan Ini Makin Populer, Berikut Fenomena dan Kenyataannya!

25 September 2024   09:00 Diperbarui: 25 September 2024   09:03 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

   Salah satu tahap penting dalam pembuatan beras analog adalah pemanggangan atau pemanasan tinggi yang memicu reaksi Maillard. Reaksi ini terjadi antara gula reduksi dan asam amino pada suhu tinggi, menghasilkan warna kecokelatan, aroma, dan rasa khas.

5. Ekstrusi Termal

   Teknologi ekstrusi sering digunakan dalam produksi beras analog. Proses ini melibatkan suhu dan tekanan tinggi untuk mengolah bahan baku menjadi butiran yang menyerupai beras. Ekstrusi menyebabkan perubahan pada struktur protein, pati, dan serat dalam bahan, sehingga beras analog memiliki karakteristik fisik dan kimia yang lebih baik.

6. Fortifikasi Mikronutrien

   Banyak produk beras analog diperkaya dengan mikronutrien seperti zat besi, vitamin B12, dan asam folat. Fortifikasi ini tidak hanya menambah nilai gizi, tetapi juga memastikan bahwa beras analog dapat menjadi sumber pangan alternatif yang menyehatkan. Proses ini tidak mengubah struktur fisik maupun rasa produk akhir.

Pembuatan beras analog dengan melibatkan proses-proses kimia di atas menjadikan produk ini tidak hanya menyerupai beras padi, tetapi juga memberikan nilai tambah dari segi kesehatan dan gizi. Selain itu, penggunaan bahan dasar selain padi, seperti jagung, singkong, dan sagu, dapat mengurangi ketergantungan pada produksi beras konvensional, yang kerap kali menghadapi tantangan seperti perubahan iklim, lahan terbatas, dan biaya produksi yang tinggi.

Kesimpulan

Pembuatan beras analog melibatkan berbagai proses kimia yang penting, seperti gelatinisasi dan retrogradasi pati, penggunaan hidrokoloid, reaksi Maillard, ekstrusi termal, dan fortifikasi mikronutrien. Proses-proses ini memastikan bahwa beras analog memiliki kualitas yang mendekati atau bahkan lebih baik dari beras konvensional. Dengan potensi besar sebagai alternatif pangan yang lebih sehat, beras analog menawarkan solusi untuk mengurangi konsumsi beras padi yang berlebihan dan menghadirkan variasi pangan yang lebih beragam.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun