Mohon tunggu...
Theresia Bintang Marlina
Theresia Bintang Marlina Mohon Tunggu... Administrasi - Suka menulis

Seorang yang berangan-angan dan sedang mewujudkannya; menjadi penulis.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kuliah Maning di Universitas Terbuka, Kembali Belajar dengan Penyesuaian di Masa Pandemi

4 Januari 2021   02:09 Diperbarui: 4 Januari 2021   03:28 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kuliah Maning di Universitas Terbuka -- Kembali Belajar Dengan Penyesuaian di Masa Pandemi

 

Pandemi virus Corona/Covid-19 yang melanda dunia awal tahun 2020 memberi tantangan pada setiap aspek masyarakat. Termasuk saya yang 'kuliah maning" melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Terbuka (UT) setahun lalu. Pilihan saya back to campus ke UT karena;

Visi UT adalah "Menjadi perguruan tinggi terbuka dan jarak jauh (PTTJJ) berkualitas dunia".

Misi:

  1. menyediakan akses pendidikan tinggi yang berkualitas dunia bagi semua lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan berbagai program PTTJJ untuk menghasilkan lulusan yang berdaya saing tinggi;
  2. mengkaji dan mengembangkan sistem PTTJJ untuk mendukung implementasi sistem pembelajaran jarak jauh di Indonesia; dan
  3. memanfaatkan dan mendiseminasikan hasil kajian keilmuan, kelembagaan, dan PTJJ untuk menjawab tantangan kebutuhan pembangunan nasional.

Dengan pola pembelajaran yang menerapkan sistem belajar jarak jauh dan terbuka. Istilah jarak jauh berarti pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka, melainkan menggunakan media, baik media cetak (modul) maupun non-cetak (audio/video, komputer/internet, siaran radio, dan televisi). Makna terbuka adalah tidak ada pembatasan usia, tahun ijazah, masa belajar, waktu registrasi, dan frekuensi mengikuti ujian. Batasan yang ada hanyalah bahwa setiap mahasiswa UT harus sudah menamatkan jenjang pendidikan menengah atas (SMA atau yang sederajat) https://www.ut.ac.id/ pas dengan situasi saya sebagai karyawati dan juga 'Emak-Emak' yang sehari-harinya sudah rempong.

Nah, hubungannya dengan pandemi tadi, selama setahun jadi mahasiswa UT yang memiliki rekam jejak 36 tahun dalam pembelajaran mandiri dan fleksibel, sesungguhnya tidak masalah. Akan kehidupan kita sehari-hari sangat terpengaruh oleh 'kejutan Corona' pada Bulan Maret 2020 lalu. Keseharian yang semula bekerja di kantor, kini menjadi Working from Home, sekolah anak-anak ikut pindah juga ke rumah, keteraturan jadwal harian rumah tangga kini agak berantakan, jam bekerja molor, jam istirahat mundur lebih larut.  Rutinitas kehidupan berubah.

Sebelum pandemi, Universitas Terbuka juga menawarkan dukungan pembelajaran tutorial tatap muka (TTM) yang dikelola pihak ketiga sebagai layanan dukungan belajar bagi siswa. Namun Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menghentikannya. Dampak pandemi ini juga terjadi pada penyelenggaraan ujian akhir semester. Semester masa 2020.2 (2020/21.1) ini Ujian Akhir Semester (UAS) dilaksanakan dengan metode Take Home Examination (THE), yakni soal dikerjakan oleh mahasiswa dari tempatnya masing-masing dengan cara mengunduh/download naskah soal melalui laman https://the.ut.ac.id kemudian dikerjakan dalam kurun waktu yang ditentukan dengan beberapa ketentuan yang harus ditaati oleh mahasiswa.

THE alias ujian Open Book. Sepertinya gampil ya. Tidak seperti ujian buku tertutup konvensional dimana siswa hanya mengandalkan ingatan tentang topik ujian, ujian buku terbuka memungkinkan siswa untuk eksplorasi materi referensi (catatan, buku teks, dll.) selama mengerjakan ujian. Tapi jangan tertipu. Mentang-mentang karena ujian buku terbuka tidak berarti itu akan lebih mudah, atau kurang menantang, daripada ujian buku tertutup. Padahal yang terjadi justru sebaliknya. Sementara ujian buku tertutup menekankan pada menghafal dan mengingat, ujian buku terbuka berfokus pada pembelajaran tingkat yang lebih tinggi dan biasanya mengharuskan kita untuk mengevaluasi, menganalisis, atau mensintesis informasi, bukan hanya menghafalnya.

Hikmah dari kejadian semester lalu, maka kembali belajar di semester depan, harus  ada persiapan.

Saya mulai dengan ranah personal:

  • Renungkan rutinitas. Merencanakan kegiatan harian; kapan waktunya bangun, tidak boleh lupa untuk beristirahat di saat-saat yang penuh gejolak ini. Setelah 25 menit bekerja, ngaso sejenak.
  • Bergeraklah - berjalan-jalan hirup udara segar di seputar rumah, berlatih yoga atau berolahraga di rumah atau bersantai Bersama anak-anak.
  • Tetap melakukan relasi. Telepon/ngobrol, konferensi video -- memanfaatkan teknologi digital untuk tetap berhubungan dengan teman dan keluarga pengganti pertemuan tatap muka yang saat ini  tidak memungkinkan. Meskipun itu tidak dapat menggantikan kontak "tatap muka", tapi lumayan mengurangi stress/cemas, berbagi dengan orang yang terbuka terhadap ketakutan dan kekhawatiran saya.
  • Lakukan sesuatu yang saya sukai: memasak masakan kesukaan keluarga, menyeduh  kopi pahit yang sangat sedap.

Kemudian saya lakukan persiapan terkait kebiasaan/pola belajar: 

  • Menemukan tempat baru untuk belajar. Lama-kelamaan saya menemukan celah mengurangi suntuk antara working from home dan sesi baca modul UT. Spot/sudut tetap di rumah yang hanya digunakan untuk belajar.
  • Membuat dan menentukan waktu belajar yang tetap/Rooster, tentunya waktu yang tetap juga untuk waktu luang dan rekreasi. Saya janjian mengatur jadwal bulanan ketemuan dengan kolega kantor, teman komunitas dalam kelompok kecil dan tetap mengikuti protokol Covid-19
  • Rutin memantau Instagram @UT, Facebook fakultas dan jurusan. Bergabung dalam WhatsApp Group jurusan.
  • Jangan menunda-nunda. Mencicil membaca modul kuliah.
  • Mengikuti Tutorial Webinar (Tuweb) sebagai pengganti TTM (Tutorial Tatap Muka) layanan bantuan belajar yang diberikan UT pada mahasiswa di masa pandemik ini. Penggunaan aplikasi Microsoft Teams sangat membantu komunikasi mahasiswa dengan para tutor dalam menjalani perkuliahan yang terkendala dengan pembatasan berkumpul secara bersama-sama di satu tempat. Aktif dan minta bimbingan/arahan dari Tutor.
  • Strategi ujian open book. Karena ketidakpastian akan masa pandemi ini kapan berakhir, kemungkinan besar, UAS semester ini modusnya juga THE, maka harus dipersiapkan strategi menghadapi Take Home Exam/Open Book Test ini:
  • Menata materi referensi. Jangan terlalu menekankan pada bahan referensi, harus punya konsep, kebanyakan referensi bacaan akan mengurangi waktu. Pada UAS THE yang lalu, saya sering kehabisan waktu mengandalkan buku thok.
  • Kelola waktu secara efektif. Menjawab pertanyaan yang kuasai, kemudian menjawab pertanyaan yang lebih sulit atau yang mengharuskan menggunakan materi referensi Ringkas, akurat, namun menyeluruh agar terselesaikan ujian tepat waktu dan mencapai skor yang lebih tinggi.
  • Perhatikan petunjuk pertanyaan. Baca petunjuk tes dengan cermat serta perhatikan detailnya.
  • Membuat catatan yang rapi. Memiliki catatan, adalah salah satu strategi paling efektif untuk meningkatkan kinerja menjawab soal ujian. Karena ingatan cepat memudar.
  • Tinjau catatan setelah kelar sesi Tuton usahakan dalam waktu 24 jam, supaya tidak keburu lupa.
  • Pergunakan metode SQ3R. Bila konsep dan topik yang diuji didasarkan pada materi buku teks, menggunakan metode membaca SQ3R akan meningkatkan pemahaman, ingatan, pada akhirnya kesanggupan menjawab soal ujian. SQ3R adalah singkatan dari Survey, Question, dan Read, Recall, and Review

. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun