Mohon tunggu...
Theresia Martini
Theresia Martini Mohon Tunggu... Guru - Pencinta Keheningan

Menyukai segala hal yang baru untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan diri

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tercabik Kuku Malam

17 Februari 2023   08:48 Diperbarui: 17 Februari 2023   08:51 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pixabay.com/id

Tercabik Kuku Malam

Embun
pemberi harapan
tersusun rapi ditampilkan
pada jejak setiap kehidupan
dalam pilinan cerita bertebaran

Mentari
mulai menyinari
selalu siap untuk memberi
tanpa sibuk menelusuri
tentang datangnya matahari

Hangat
bukanlah pekat
berharap asa ingin didapat
tulus dan suci tanpa berniat jahat
walau terasa mencengkeram menyengat

Senja
merona jingga
terbiar dalam syair terbuka
ungkap segala sesah luka derita
mengubur cerita terbalur pada lumur luka

Malam
beralas awan hitam
hanyut dalam hening diam
tercabik kuku-kuku gelap malam
ditemani cahaya rembulan yang kelam

Syukur
walau babak belur
tetaplah untuk bermazmur
rasakan kasihNYA yang tertabur
mohon ampun berharap dosa agar terlebur

Subuh
mengusik tubuh
menggeliat kembali bersimpuh
masuk dalam hening menjauh segala riuh
perlahan menjumpai pagi yang mulai bersetubuh

Pangkalpinang, 17 Februari 2023

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun