Tercabik Kuku Malam
Embun
pemberi harapan
tersusun rapi ditampilkan
pada jejak setiap kehidupan
dalam pilinan cerita bertebaran
Mentari
mulai menyinari
selalu siap untuk memberi
tanpa sibuk menelusuri
tentang datangnya matahari
Hangat
bukanlah pekat
berharap asa ingin didapat
tulus dan suci tanpa berniat jahat
walau terasa mencengkeram menyengat
Senja
merona jingga
terbiar dalam syair terbuka
ungkap segala sesah luka derita
mengubur cerita terbalur pada lumur luka
Malam
beralas awan hitam
hanyut dalam hening diam
tercabik kuku-kuku gelap malam
ditemani cahaya rembulan yang kelam
Syukur
walau babak belur
tetaplah untuk bermazmur
rasakan kasihNYA yang tertabur
mohon ampun berharap dosa agar terlebur
Subuh
mengusik tubuh
menggeliat kembali bersimpuh
masuk dalam hening menjauh segala riuh
perlahan menjumpai pagi yang mulai bersetubuh
Pangkalpinang, 17 Februari 2023
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H