Jiwa ini begitu kelaparan
Memendam rindu tak bertuan
Tertutup kabut dalam kepiluan
Rasa sesal diri pun kau torehkan
Kau pintal benang yang begitu kusut
Senyum bahagiaku telah kau renggut
Tak perlu lagi namaku kau sebut
Ruang hatipun telah tertutup dan tersudut
Dermaga cintamu telah menjadi kelabu
Hadirkan perih bagai torehan sembilu
Menggores luka sayatan kian membiru
Gumpalan awan hitam menari hiasi hariku
Canda tawa penuh harapan kini telah tiada
Berganti keluh kesah jiwa kian membara
Tersiksa perasaan luka lara yang tercipta
Atas kebodohan yang terjadi di depan mata
Kini hidupku terpenjara dalam kebisuan
Kau lempar pintalan kusut tanpa persetujuan
Yang menghayutkan diriku dalam satu kesunyian
Berteman tetesan bening terjatuh pada pangkuan
 Semakin berat ku tanggung derita ini
Karena begitu merasuk dan menusuk hati
Jika mungkin jiwa telah meninggalkan raga ini
Hanya penyesalan yang tertinggal dan abadi
Pangkalpinang, 12 Oktober 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H