Ku terjaga dalam heningnya malam
Cahaya rembulan pun menyibak kelam
Seakan ingin basuh wajah yang kusam
Mengusir segala sepi begitu mencekam
Malam telah mengakhiri cerita hari ini
Mengukir tiap lembaran hidup penuh arti
Mengusap lembut dan memagut sepi
Meski gelap malam semakin terpatri
Di balik pekat awan yang gelap
Cahaya rembulan mulai mengintip
Tak isyaratkan cahaya kan meredup
Walau awan kian tebal telah mendekap
Ku sibak asmaraloka dalam lamunan
Mencari seraut wajah di sela cahaya rembulan
Terbias cahaya rembulan wajah itu pun kudapatkan Â
Bersama malam temaram yang begitu menawan
Tampak rembulan tersenyum menyapaku
Dan mengusap semua luka dalam kalbu
Menawarkan kesegaran pada jiwa yang layu
Yang begitu lelah dengan kata-kata palsu
Walau kini engkau telah pergi
Pergi jauh sepertinya tak kan kembali
Meninggalkan ku sendiri berteman sepi
Membiarkanku menanggung derita seorang diri
Bersama cahaya rembulan yang menemani
Kuceritakan semua perih derita yang ku alami
Walau ku tahu tak kan kudapatkan jawaban pasti
Namun kehadiran rembulan selalu kan kunanti
Pangkalpinang, 10 Oktober 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H