Perkenalan dan mulai mencintai batik
Sedikit tahu tentang batik dan mengenakan kain batik sudah dimulai sejak kecil.
Misalnya saat belajar menari di kampung kelahiran Ganjuran Bantul. Bila ada kesempatan pentas menari selalu mengenakan kain batik Parang Garudo bila pentas tari Golek Kenyo Tinembe.
Untuk perayaan - di Gereja Ganjuran yang sangat  Jawa itu kami anak- anak perempuan kecil penabur bunga, selalu mengenakan kebaya putih dan kain batik  motiv parikesit atau motiv  Kawung.
Ketika beranjak remaja sering diminta jadi domas atau pengiring pengantin jadi berkain panjang batik , berkebaya dan bersanggul Jawa.
Selain itu ketika masih kuliah pernah belajar paes manten. Pada saat kursus paes manten Jawa juga di perkenalkan macam- macam motiv batik.
Tahun lalu  Merpati e.V mengadakan kursus membatik di KJRI Frankfurt .  Tidak menimbang- nimbang lagi langsung mendaftar.
Kursus diberikan oleh mbak Jofi.
Wah benar-benar membuat bangga dan cinta batik semakin berkobar- kobar.
Mbak Jofi menguraikan bagaimana proses pembuatan batik tulis , Motiv-motiv dan  filosofinya.
Wow amat  menakjubkan.
Ibu Haake, penulis buku tentang batik dalam bahasa Jerman hadir juga. Ibu Haake yang usianya sudah 92 tahun itu tetap semangat menerangkan batik dan menceriterakan  petualangan belajar batik di  Indonesia.