Mohon tunggu...
Theresia Iin Assenheimer
Theresia Iin Assenheimer Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dari dua putra

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Rindu dan Cinta dalam Indonesia Culture and Arts Festival Frankfurt

22 Agustus 2024   01:34 Diperbarui: 22 Agustus 2024   09:55 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prosesi pembukaan dengan Live ( foto Dus Fotograf)

Masih dalam rangka hari ulang tahun kemerdekaan negeri kita tercinta Republik Indonesia, Merpati e.V, didukung oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia Frankfurt, mengadakan Indonesia Culture and Arts Festival.

Festival seni yang berlangsung tiga hari dari tanggal 9 sampai 11 Agustus tersebut benar-benar memanjakan warga Frankfurt dan warga Indonesia di Frankfurt, kota- kota lain di Jerman bahkan orang Indonesia dari Belanda pun berdatangan.

Tari dan Musik

Festival yang menyuguhkan pentas seni yang berupa tari-tarian dari segala penjuru nusantara, sendratari Anoman Duta, Reog Ponorogo, musik dari gamelan, Jawa, angklung, Sasado dari Flores dan band.

Para seniman datang langsung dari Tanah Air dan kelompok-kelompok seni dari grup-grup seni orang Indonesia yang tinggal di Jerman.

Sebelum upacara pembukaan pada tanggal 9 Agustus yang lalu, dibuka dengan prosesi perarakan para tamu undangan dari berbagai konsulat Jenderal negara-negara sahabat dan pemerintah kota Frankfurt.

Perwakilan Konsuler yang hadir tersebut dari Kamboja, Vietnam, Thailand, India, Philipina, China, Peru, Malaysia.

Perarakan prosesi tersebut diiringi dengan gending Bali oleh grup Seniman Saraswati Samasta Bali.

Sebelumnya para tamu diundang untuk mencicipi makanan kecil dan minuman dan menikmati musik seruling oleh Anoman Duta.

Pemukulan gong tanda pembukaan festival seni tiga hari ini oleh Bapak Antonius Yudi Triantoro didampingi Ibu Tensi Triantoro.

Pameran Batik

Selain musik dan tari ditampilkan pula pameran batik, tenun, dan pameran Foto tentang keindahan alam, manusia, dan budaya Indonesia.

Pameran batik merupakan koleksi batik dari ibu Jofi Puspa, ibu Ketua penyelenggara ICARF sekaligus ibu ketua Merpati eV.

Batik yang sebagian besar merupakan batik tulis. Batik tulis dari berbagai daerah di Jawa, Madura. Batik-batik tersebut sebagian sudah tua, ada yang dibuat tahun, 1950an, 1960an. Untuk itu harus hati- hati supaya tidak robek.

Batik dari berbagai daerah, batik Yogyakarta yang berlatar putih terang, batik Solo dengan sogan sebagai ciri khasnya . 

Batik Pesisiran yang banyak dipengaruhi oleh budaya China dan Belanda. Batik Pesisiran dengan motif-motif bunga atau buketan. Buketan merupakan batik dengan motif-motif warna-warni bunga, burung-burung, naga.

Daerah pesisiran seperti Batik Pekalongan, Cirebon, Lasem, semua indah.

Pameran batik foto ( iff Merpati eV)
Pameran batik foto ( iff Merpati eV)

Pameran Tenun

Selain batik dipamerkan pula kain-kain tenun dari berbagai daerah di Indonesia.

Tenun dari Flores, Bali dan Batak.

Pengunjung, terutama orang- orang Jerman terkagum-kagum oleh keragaman budaya di Indonesia.

Dari kain tenun sendiri sudah beragam corak, motif, dan bahannya.

Pengunjung mempraktekan membatik ( foto iinassenheimer)
Pengunjung mempraktekan membatik ( foto iinassenheimer)

Pameran Foto

Sedangkan bagian pameran foto, menampilkan berbagai foto.

Foto-foto tersebut dari karya fotografer ternama Indonesia dan Jerman misalnya: Darwis Triadi, The Eng Loe Djatinegoro, Ray Bachtiar, sedangkan Fotograf Jerman misalnya Bapak Frank Schulz.

Selain itu ditampilkan juga e-pameran lukisan dari pelukis-pelukis terkenal Indonesia seperti Hendra Gunawan, Affandi, Sudjono Kerton, S Sudjojono, Nasirun dan lain- lain.

Basar Makanan, Cemilan Indonesia, batik dan kerajinan

UMKM yang langsung datang dari Indonesia terdapat 40 Stand Bazar. Dari stand kerajinan, seperti perhiasan dan aksesoris, batik, tenun dan kebaya, juga makan dan camilan khas Indonesia.

Jadi bukan hanya menikmati tarian, musik dan pameran batik dan foto tetapi bisa memanjakan lidah dengan makanan-makanan enak dari rendang, bakso, empek-empek, siomay, dan masih banyak lagi.

Tak ketinggalan kue-kue jajan pasar dari kue lapis, lumpia, pastel dan masih banyak lagi.

Semua makanan tidak dijumpai di restoran-restoran di Jerman. Benar-benar dalam tiga hari merasa dimanjakan.

Terimakasih Merpati eV. dan KJRI Frankfurt 

Tiga hari Indonesia Culture and Arts Festival, tiga hari menikmati karya seni tanah air dan makanan enak.

Acara yang sukses dan membahagiakan banyak orang. Bukan hanya diaspora Indonesia tetapi banyak orang-orang Jerman yang pernah ke Indonesia atau tertarik tentang Indonesia.

Hampir semua pengunjung puas dan bahagia menikmati acara yang sudah disusun profesional oleh mbak Yanthi sebagai seksi acara.

Mbak Rosely sebagai pembawa acara. Anakku bilang pembawa acara bagus, bahasa Jermannya juga sangat bagus hampir tanpa aksen.

Aku bilang tentu saja mbak Rosely, pembawa acara dulu study di Jerman, jadi begitu selesai SMA di Pontianak langsung studi di sini, jadi masih sangat muda, makanya Jermannya bagus.

Semakin muda belajar Jerman semakin bagus pengucapannya.

Terimakasih juga mbak Jofi Puspa ketua Merpati eV. dan ketua penyelenggara ICARF.

Sudah berbulan- bulan bersama KJRI Frankfurt sibuk mengorganisasi semuanya, mulai dari seniman- seniman dari tanah air maupun Jerman dan Eropa, juga kerjasamanya dengan pemerintah kota Frankfurt.

Terimakasih sekali lagi untuk ide, gagasan dan kerja kerasnya untuk mbak-mbak dari Merpati eV, yaitu mbak Dr. Jofi Puspa, mbak Rosely L. Pohlmann, mbak Yanthi Sjoekoer, mbak Yanni Bittrich dan mbak Dortje Schmidt.

Merpati, kependekan dari Merah Putih sejati. 

Merpati eV (Dari kiri mbak Yanni, mbak Occe, mbak Yanthi, mbak Rosely, mbak Jofi)
Merpati eV (Dari kiri mbak Yanni, mbak Occe, mbak Yanthi, mbak Rosely, mbak Jofi)

Hebat sekali, Merpati eV. dari kecintaan dan kerinduan akan tanah air, mampu menghadirkan Indonesia di Frankfurt. Kerja keras yang tidak sia- sia, kami semua bahagia.

Kami menjadi semakin bangga akan tanah air yang kaya akan budaya.

Apalagi mereka yang mendapat hadiah tiket pulang pergi ke Indonesia dan sepeda wow, dari undian nomer tiket masuk yang hanya 10 Euro perhari, tambah seru. 

Pesta Indonesia dan Pesta Keluarga

Saya pribadi merasakan pesta seni ICARF ini sebagai pesta keluarga. Kami sebagai orang Indonesia di Jerman, benar-benar mengambil waktu untuk mengunjungi, menikmati saat- saat indah ini, bersama keluarga.

Di Festival ini bertemu dengan anak- anak kami yang tidak lagi tinggal di rumah dan bertemu di ICARF, menikmati tarian, reog musik bahkan ikut menyanyi dan menari- nari.

Menikmati masakan khas Indonesia bersama keluarga dan teman-teman.

Stand Batik (Foto Dus Fotograf)
Stand Batik (Foto Dus Fotograf)

Di Festival ini kami bertemu teman-teman, handai taulan dari segala penjuru Jerman dan Eropa, bertemu dengan teman-teman yang sudah lama tidak jumpa. Bersua bersama dan menikmati kesenian dan menebus kerinduan kampung halaman.

Mbak Jofi menyebutnya sebagai Festival ala Jerman, pengisi acara hari pertama, hari Jumat tanggal 9 Agustus 103 orang, hari kedua 155 orang, hari ketiga 121 orang, Bazar 80 orang, dan panitia 70 orang.

Hebatnya panitia yang 70 orang tersebut juga panitia keluarga. Misalnya mbak Luhde, sebagai panitia di pameran batik dan anggota kesenian Bali Saraswati, kedua putrinya juga ikut sibuk menerangkan kepada pengunjung tentang Batik.

Putri mbak Luhde yang paruh-paruh Jerman dan masih student Jura atau Fakultas Hukum di Uni Leipzig ini bagus dan lancar menerangkan batik pada pengunjung. Bahasa Indonesianya pun sangat fasih.

Festival Seni yang sukses. Sekali lagi terimakasih banyak untuk Merpati eV. dan KJRI Frankfurt, sampai jumpa dua tahun lagi.

Setelah sukses menyelenggarakan IFF (Indonesia Festival Frankfurt) dua tahun lalu dan ISF (Indonesia Street Festival) tahun lalu.

Tari- tarian di Festiva Frankfurt ( foto Dus Fotograf)
Tari- tarian di Festiva Frankfurt ( foto Dus Fotograf)

Prosesi pembukaan dengan Live ( foto Dus Fotograf)
Prosesi pembukaan dengan Live ( foto Dus Fotograf)

Reog Ponorogo (foto Dus Fotograf)
Reog Ponorogo (foto Dus Fotograf)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun