Mohon tunggu...
Theresia Iin Assenheimer
Theresia Iin Assenheimer Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dari dua putra

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Meski Tinggal di Jerman, tetapi Kami Merawat Orangtua Tidak di Panti Jompo

2 Juni 2024   06:52 Diperbarui: 3 Juni 2024   14:04 763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu dan adikku foto iin/Dok.Pri

Saya keluar dari kamar oma sebentar menghela nafas dan berdoa. “Tuhan mohon cinta yang besar supaya saya mampu merawat oma dengan cinta.“

Anehnya saya punya kekuatan untuk membersihkan tempat tidur oma. Membuang semua seprei dan selimut yang kotor dan memandikan oma dengan suka cita. Aneh ajaib luar biasa kekuatan doa.

Selain itu kami minta pertolongan Caritas. Caritas merupakan salah satu lembaga sosial dari gereja Katholik yang salah satunya membantu dan mengorganisir pertolongan perawatan orang tua di rumah-rumah. Ada banyak jasa perawatan orang tua, tetapi kami memutuskan memilih Caritas.

Dari awal oma masih sehat kami telah meminta pertolongan Caritas. 

Pertolongan tersebut misalnya pertolongan suster yang datang seminggu dua kali untuk menolong oma mandi dan keramas.

Di Jerman yang suhu udaranya dingin tidak perlu setiap hari mandi, cukup seminggu dua kali.

Jadi suster datang untuk memandikan oma, keramas dan mengeringkan rambutnya setiap hari Selasa dan Kamis. Biaya perawatan suster yang datang dua minggu sekali ini ditanggung oleh asuransi perawatan hari tua,

Selain suster, asuransi perawatan hari tua membayar biaya orang yang membersihkan apartemen Oma. Jadi meskipun kami tinggal serumah, yang membersihkan rumah di lantai satu di mana oma tinggal seorang Putzfrau atau tukang pembersih.

Pertimbangan kami tidak mengirim oma ke Panti Jompo

1. Mahalnya ongkos panti Jompo

Meskipun kami sejak awal sudah membayar asuransi perawatan hari tua, tetapi belumlah cukup untuk membayar panti Jompo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun