Sering saya mendengar dan menyaksikan di televisi dan media-media lain, banyak perawat, anak muda untuk Ausbildung atau magang di Restaurant dan perusahaan-perusahaan yang direkrut dari Indonesia.
Saya mendengar tenaga kerja dari Indonesia sangat disukai karena rajin, tidak mudah mengeluh, mau belajar dan mudah berintegrasi.
Dari banyak agen-agen penyalur pasti banyak yang tidak serius seperti yang terjadi dan menimpa student Indonesia baru-baru ini.
Terlepas dari student yang tidak beruntung tersebut banyak juga kisah sukses dari orang-orang di sekitar saya.
Hampir semua kisah sukses dari anak-anak muda di sekitar saya mereka dari awal sudah belajar dan mengerti bahasa Jerman.
Jadi paling tidak mengerti apa isi perjanjian kontrak kerja sebelum ditanda tangani.
Contoh pertama:
Kisah Nina Aupair Maedchen
Nina, keponakanku bukan nama sebenarnya. Sejak SMA sudah belajar bahasa Jerman. Selain di sekolahnya menerima pelajaran bahasa Jerman, masih ikut kursus di Goethe Institut. Jadi mereka sudah sedikit mengerti bahasa Jerman.
Nina menyelesaikan S1 di UI, setelah selesai S1 baru ke Jerman. Nina mendaftar sebagai Aupair Maedschen. Setahu saya sebagai Aupair usianya tidak boleh lebih dari 30 tahun dan mendapatkan ijin kerja hanya 1 tahun.