Mohon tunggu...
Theresia Iin Assenheimer
Theresia Iin Assenheimer Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dari dua putra

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Buah Tangan Istimewa, Temu Kompasianer Jerman

22 Juli 2023   04:01 Diperbarui: 23 Juli 2023   00:43 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salat Mentimun ala Korea buatan mbak Hennie. Foto iin assenheimer

Mbak Hennie mengantar putrinya nonton konsert

Di awal musim semi lalu, saya dan Bung Inno sempat mengunjungi kompasianer, mbak Hennie Triana Oberst di Tuebingen. Selain ingin bertemu sekalian menjenguk karena baru saja operasi karena patah tulang. 

Kekagumanku juga yang membawa saya menjenguk beliau. Kagum selain tulisan - tulisannya yang apik tetapi konsistensinya menulis meskipun sakit dan menulis dengan tangan kiri.

Dari pertemuan tersebut, mbak Hennie mengatakan bahwa akhir Juli akan ke Frankfurt mengantar putrinya nonton konsert.

Tanggal berapa saya tidak mencatatnya.  Mestinya saya harus mencatat dan segera pesan libur hari itu.

Untunglah, saat Hennie menulis pesan WA bahwa tanggal 14 Juli, saya kerja pagi.
Hennie dan keluarga tiba di Frankfurt  baru sore hari.
Saat mengajak ketemuan saya senang sekali. Lebih baik Hennie dan suami saya undang ke rumah.

 Saat itu musim panas baru menunjukan kekuatannya, panas banget.

Sate dan salat mentimun sebagai hidangan

Hennie memesan supaya jangan repot- repot. Seperti kata Hennie saya tidak repot masak. Saya menyiapkan makan malam hanya menusuk daging ayam dan daging domba untuk sate.
Selain itu saya menyiapkan salat, sambel kacang dan sambel kecap. Nasi putih dan bihun goreng  oh ya saya bikin pepes tahu juga. Bihun dan pepes tahu vegan, untuk suami yang veganer. 

Oh ya sate sayuran, yang terdiri dari jamur, paprika dan Zuccini kuning.

Belakangan saya lupa menawarkan pepes tahu untuk dicicipi Hennie, saking keasyikan ngobrol.

Hennie membawa salat mentimun ala Korea. Mentimun segar dari hasil kebun sendiri. Wah rajin nian. 

Seperti pernah saya cerita, menanam sesuatu sampai bisa memanen dengan hasil bagus merupakan perjuangan panjang, telaten dan pasti rajin.

Hennie cerita, suaminyalah yang rajin bertanam. Wah pasti Herr Oberst suami Hennie rajin, punya hati dan telaten. Apalagi saat ini terlalu sedikit turun hujan.
Bisa memanen mentimun pasti tanahnya subur dan rajin menyiram.

Suami Hennie juga bercerita bagaimana membuat Hochbeet untuk tanamannya. Dan bagaimana membuat supaya tidak diganggu siput atau dipanen siput terlebih dahulu.

Hasilnya kami nikmati, salat mentimun vegan ala Korea yang segar, sedikit pedas dan harum biji wijen. Vegan karena resep aslinya menggunakan madu tetapi diganti gula supaya Juergen suamiku yang Veganer bisa ikut menikmati.
Hmm sehr lieb Hennie, ya Hennie sangat baik, ingat suamiku yang Veganer.

Michael yang kebetulan ada di rumah juga suka banget salat mentimun ala korea buatan tante Hennie.

Selain Hennie dan suami, bung Ino dan Romo Agustinus juga hadir.

Jam telah menunjukkan pukul 18.00, setelah menyiapkan meja makan malam di halaman, salat, sambal kecap, sambal kacang, bihun goreng dan beras dimasak di Reiscooker, mandi.

Sebentar lagi tamu datang. Benar Bel pertama berdering, Bung Inno telah berdiri dengan senyum ramahnya yang khas berdiri di depan pintu.  Bung Inno, sudah kenal baik dengan suami dan keluarga kami, maka langsung saling bercerita dengan suami.

Syukurlah, bung Inno kebetulan ada waktu sehingga bisa datang. Bung Inno tinggal di Mainz, ibu kota negara bagian Rheinland-Pfalz , 45 Kilometer dari kota kami.

Tak lama kemudian bel berbunyi lagi, Hennie dan suami berdiri di depan pintu. Moga- moga mereka mendapat tempat parkir. Sulit mendapat tempat parkir, terutama  jam- jam orang sudah pulang kerja.

Syukurlah pas di depan rumah ada tempat parkir kosong, seandainya tidak bisa masuk ke halaman rumah kami.

Akhirnya kami tiga Kompasianer Jerman bertemu, seperti sahabat lama saja, seru ada saja yang diceritakan.

Wow Hennie membawa kripik tempe hmm sedap sekali. Oleh- oleh cemilan tanah air yang langka dan susah dicari.  Kripik  tempe Vegan lagi, suami seneng banget bisa ikut menikmati.

 Saat  itu hampir 30 derajad, sehingga para tamu hanya menginginkan air putih saja dan es batu.

Tak lama kemudian pesan masuk dari Romo Agustinus.  Romo sudah sampai di statiun kereta. 

Saya sebentar minta ijin untuk menjeput Romo Agustinus dari Bahnhof atau Station kereta.

Saya ajak Hennie menjemput ke station sekalian memperkenalkan kampungku.

Pas sampai di Station kereta baru tiba.

Romo Agustinus Romo muda tersenyum dan saya kenalkan pada Hennie.

Semoga Romo Agustinus tertarik juga untuk menulis di kompasiana.

Bung Ino mengambil alih tugas ngegrill

Setelah minum dan bercerita, saya mulai menyalakan grill, bung Inno menawarkan diri mau ngegrill untuk kami.

Wah kami di manja. Pria biasanya yang ngegrill, tapi dalam rumah tangga kami beda, sayalah yang ngegrill, suami tidak suka ngegrill. Sebaliknya membuat kue dan masakan Jerman  suami suka melakukannya.

Karena kali ini bung Ino menawarkan diri untuk ngegril, bebaslah aku.  

Sementara suami  Hennie dan suamiku saling bercerita kami bertiga ikut berdiri di depan grill bercerita dan tidak  kalah seru.

Tidak semua sate dibakar, kira- kira cukup untuk kami ber tujuh, Hennie dan suaminya, bung Ino, Romo Agustinus, ibu saya, suami saya dan saya.

Sambil bercerita kami menikmati sate dan salat mentimun buatan Hennie, bihun goreng, pepes tahu dan sate sayuran untuk suamiku yang veganer. 

Belakangan saya baru tahu lupa menawarkan pepes tahu untuk dicicipi Hennie.

Sebagai hidangan penutup saya memotong semangka, buah anggur dan kue sifon pandan yang kami  buat kemarin sore.

Kami masih bercerita sampai jauh malam di halaman di bawah pohon ceri yang tahun ini berbuah sedikit sekali.

Pertemuan kompasianer selalu menyenangkan, selalu ada saja bahan cerita lucu yang membuat kami tertawa.

Kami juga minta maaf pada suami Hennie dan suamiku kalau kami lebih banyak bercerita dalam bahasa Indonesia. Terimakasih untuk pengertian suami Hennie dan suamiku.  
Hampir tengah malam Hennie dan suaminya berpamitan. Terimakasih Hennie dan Herr Oberst telah mengantar Romo Agustinus ke Bahnhof atau Station kereta.

Tidak lama kemudian teman bung Inopun, datang menjemput.

Tersisa kenangan indah kebersamaan kompasianer Jerman.
Semoga suatu saat bertemu lagi dengan keceriaan dan kisah- kisah yang selalu indah dan menyenangkan.

Oleh-oleh cemilan kesayangan dari tanah air. Foto iin assenheimer
Oleh-oleh cemilan kesayangan dari tanah air. Foto iin assenheimer

Sate dan kompasianer Jerman. Foto iin assenheimer
Sate dan kompasianer Jerman. Foto iin assenheimer

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun