Sudah hampir dua tahun suami memilih jadi vegan. Vegan adalah sebutan bagi orang- orang yang tidak mengonsumsi produk hewani.Â
Produk hewani ini tidak hanya daging dan ikan, tetapi semua yang berasal dari hewan termasuk juga telor, madu, semua produk dari susu, misalnya keju dan yogurt, madu, kecap ikan, terasi, saus tiram pun tidak.
Pada awalnya saya pusing bila harus memasak untuk suami dan anak- anak. Pusing karena untuk masakan Indonesia atau China saya selalu menggunakan kecap ikan, saus tiram atau terasi.
Lebih pusing lagi karena selain vegan, mereka juga makan makanan rendah karbohidrat dan tanpa gula.Â
Seandainya hanya vegan saja gampang. Misalnya masak spageti dimana spagetinya yang dibuat tanpa telor dan saus tomat.
Syukur saat ini di supermarket banyak dijual spageti rendah kalori yang terbuat dari kacang arab atau Kirschererbsen, kacang ijo.
Kembali ke vegan. Dalam tulisan kecil saya ini saya mau bercerita mengapa suami memutuskan untuk tidak lagi makan, makanan dari hewan dan segala produk hewani.
1. Dengan menjadi vegan berat badan turun tanpa harus merasa lapar
Suami sebelum memilih jadi vegan memiliki berat badan yang berlebih. Tinggi badan suami 184 cm dengan berat badan lebih dari 98 kilogram. Saat itu kadang terasa tidak nyaman dan tidak enak badan. Oleh sebab itu, mulailah suami diet dengan tidak makan daging merah dan berusaha tidak mengkonsumsi gula.Â
Dalam hal ini suami konsekwen tidak minum minuman manis dan tidak makan kue- kue. Selain itu suami juga makan makanan yang karbohidradnya rendah. Nasi putih, mie dan roti dari gandum hampir tidak lagi disentuhnya.