Berbeda sekali dengan beberapa tahun lalu, di mana meja-mejanyapun kusam, karena tua dan tidak terawat.
Setelah urusan imigrasi selesai, kami mengambil koper.
Seperti tiga tahun lalu, satu kopor kami masih tertinggal di Doha. Na ya, seakan sudah terbiasa. Besuk pasti akan sampai juga dan akan  di beri tahu kalau sudah sampai dan dikirim ke Yogyakarta.
Masih cukup banyak waktu, karena kami mendarat jam 09.00 dan terbang ke Yogyakarta jam 14.00.
Selama menunggu keberangkatan pesawat ke Yogyakarta,  adik- adik ibu yang sudah sepuh- sepuh juga dan tinggal di Jakarta berkumpul di Bandara  berkangen- kangenan.
Mbak- mbak yang ramah juga mengantar ibu sampai ke pesawat, ke Yogya.
Syukur ibu sampai di Yogyakata dengan selamat. Lagi- lagi mbak - mbak yang ramah dengan bahasa Jawa yang halus mengantar ibu ke statiun kereta.
Menikmati indahnya Bandara Internasional Yogyakarta dan Kereta Bandara Yogya
Kami mengagumi Bandara Internasional Yogyakarta yang baru, bersih, luas dan indah dan mengingatkan Kraton Yogyakata.Â
Naik kereta bersih, modern, nyaman dengan panorama indah Pegunungan Menoreh, hamparan sawah dan pedesaan Kulon Progo dan sungai  Progo, yang selalu ngangeni.
Bandara Internasional Yogyakata ke Statiun Tugu Yogyakarta 40 Kilometer ditempuh dengan waktu 40 menit. Wah kecepatan kereta di Jerman. Harga tiket yang begitu murah hanya 20 ribu atau hanya 1 Euro 20 Cent. Di Jerman tiket kereta termurah 2 Eur, 20 Cent dan hanya 500 meter - 1 Kilometer.
Di tanah air, 1 Euro 20 Cent untuk jarak 40 Kilomete, wah murah  sekali. Jarak 40 Kilometer, Frankfurt- Mainz ditempuh  dengan waktu  yang sama 40 menit tetapi dengan harga 12 Euro.