Dengan suara bergetar hampir menangis dia menelepon, kalau menemukan sikat gigi elektriknya. Saya juga menitikkan air mata mendengar suaranya dari kejauhan.
Saat jauh anak-anak merasakan betapa kami mengasihinya. Untuk meraih cita-citanya anak- anak harus kuat dan terus berjuang.
Kadang kalau tidak ada ujian akhir pekan pulang. Biasanya saya memberikan bekal makanan yang siap dimakan.Â
Saya pikir nanti sampai di rumah kost tinggal memanasi di microwave.
Benar sekali sambil mengabari kalau sampai di rumah kost, Michael memfoto makanan yang saya berikan, sembari mengucapkan terima kasih dan memuji enak sekali masakan mama.
Membiasakan diri bangun pagi
Suatu saat kami mengunjunginya. Kami naik Flix Bus yang murah hanya 29 Euro sekali jalan. Saat itu kami tiba di St. Gallen tengah malam. Michael yang kelihatan kurus menjemput kami di stasiun bus. Kami masih ngobrol sampai jam 01.00.
Pagi-pagi jam 6.00 pagi weker Michael telah berdering dan mandi. Saya lihat, selama mandi Michael membakar roti yang masih beku di oven.Â
Selesai mandi, roti sudah wangi dan siap untuk sarapan. Saya bilang, "Nak kenapa bangun pagi-pagi bukankan kuliahmu masih nanti siang dan semalam kamu pergi tidur jauh malam."
Dengan tenang Michael menjawab, "Mama, saya harus membiasakan diri bangun pagi, tidak ada alasan kemarin jauh malam pergi tidur, banyak sekali ujian-ujian yang berlangsung pagi hari supaya saya terbiasa dan tetap fit."