Ke Belanda belanja tempe
Tahun 1990an saat saya menginjakkan kaki pertama kali di Jerman, tempe belum di jual di toko- toko asia. Toko Asiapun belum sebanyak sekarang. Bila ingin makan tempe harus pergi ke Belanda. Dulu sebulan  dua bulan sekali pergi ke perbatasan Belanda, ke kota Venlo yang berjarak 250 kilometer untuk berbelanja tempe dan bahan makanan Indonesia lain yang tidak di temukan di Jerman.
Tahu ada di setiap toko Asia di Jerman, tetapi tempe tidak. Mungkin karena Tempe merupakan makanan khas orang Indonesia, sedangkan tahu, merupakan makanan hampir semua orang Asia.Â
Semakin banyak Veganer
Saat ini, tempe bisa dibeli di hampir semua toko Asia. Tempe tersebut impor dari Belanda. Seminggu dua kali truk dari Belanda menyetor tempe di toko- toko Asia di Jerman. Setoran tempe sejauh saya tahu setiap hari senin dan kamis.
Bila ingin mendapatkan tempe segar pergi ke toko Asia di hari Senin atau Kamis sore. Biasanya hari Rabu atau Sabtu akan kehabisan tempe.
Mengapa jumlah Veganer semakin meningkat di  Jerman
Akhir- akhir ini kehabisan tempe sering terjadi karena, meningkatnya jumlah orang Veganer di Jerman.
Masa pandemi yang secara tidak sengaja mengungkap skandal industri daging di Jerman. Dimana daging di Jerman  sangat murah karena menekan biaya produksi semurah- murahnya. Karena itu berakibat pada perusahaan pemotongan hewan  yang mengabaikan nasib  peternak dan hewan.Â
Selain itu mempekerjakan pekerja pendatang dari Eropa Timur yang menekan gaji rendah dan melupakan kesejahteraan pekerja.
Perubahan iklim yang di akibatkan pembabatan hutan, yang di gunakan sebagai ladang pakan ternak dan sebagainya. Hal tersebut membuat orang- orang Jerman, terutama generasi muda untuk menurunkan konsumsi daging dan beralih  Vegan.
Tempe bisa dibeli di supermarket dan menu restoran