Mohon tunggu...
Theresia Iin Assenheimer
Theresia Iin Assenheimer Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dari dua putra

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Enam Macam Kereta di Jerman dan Lima Alasan Mengapa Saya Memilih Naik Kereta

25 Januari 2022   21:09 Diperbarui: 26 Januari 2022   15:26 2782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Naik kereta merupakan pilihan pertama saya bila saya bepergian, baik itu ke tempat kerja atau mengunjungi anak-anak ke Frankfurt atau ke Swiss dan ke mana saja.

Sebelum saya mulai bercerita alasan- alasan saya memilih naik kereta, akan saya uraikan macam-macam kereta di Jerman. 

Berikut ini macam-macam kereta di Jerman:

S-Bahn

S-Bahn merupakan kereta listrik, alat transportasi umum untuk suatu kota dan daerah sekitarnya. 

Sebutan S- Bahn ini, tidak hanya di Jerman tetapi di Austria dan Swiss juga menyebut S-Bahn. Mungkin, kalau di Indonesia KR (Kereta Rel Listrik).

Jadi S- Bahn ini merupakan alat transportasi di suatu kota tertentu dengan daerah sekitarnya dan juga untuk dalam kota.

Di sebut S-Bahn, S yang berarti Stadtbahn, kereta kota dan S yang juga berarti Schnellbahn kereta cepat dan digabung menjadi Stadtschnellbahn. Stadtschnellbahn yang berarti, kereta cepat untuk dalam kota dan sekitarnya.

Mengapa disebut kota dan sekitarnya? Karena kereta ini merupakan alat transportasi dalam kota Frankfurt misalnya, sampai kota-kota kecil di sekitar Frankfurt. 

Saya tinggal di Dietzenbach, 15 Kilometer dari Frankfurt, tapi tidak masuk kota Franfurt lagi. Juga kota-kota lain di sekitar Frankfurt, misalnya Mainz meskipun Mainz bukan negara bagian Hessen tetapi di negara bagian Rheinland-Pfalz, karena jaraknya tidak terlalu jauh, yaitu 40 kilometer, masih ada S-Bahn dari Frankfurt ke kota Mainz.

U-Bahn

U- Merupakan kependekan dari Untergrundbahn. Untergrudschnellbahan, yang berarti kereta bawah tanah atau kereta cepat bawah tanah.

U-Bahn, kereta bawah tanah di Berlin | Foto Subway- Photo
U-Bahn, kereta bawah tanah di Berlin | Foto Subway- Photo

Berbeda dengan S-Bahn, U-Bahn merupakan alat transportasi dalam kota, misalnya kota Frankfurt, Wina, Paris, London dan kota lain.

Kereta yang digunakan juga kereta listrik. Meskipun namanya U-Bahn atau kereta bawah tanah, tetapi kadang di daerah tertentu ke luar dari bawah tanah. 

Misalnya U9, dari stasiun kereta bawah tanah di Haubtwache Frankfurt, di stasiun kereta Niedereschbach Frankfurt tidak di bawah tanah lagi. Pada dasarnya sebagian besar jaringan keretanya ada di bawah tanah.

Strassenbahn

Strassenbahn atau kependekan dari Strassen- Eisenbahn, Strassen berarti jalan, Eisenbahn berarti kereta, kereta yang berjalan di atas jalan. 

Strassenbahn di Zuerich | Foto iin
Strassenbahn di Zuerich | Foto iin

Kita menyebutnya trem. Trem ini pun merupakan kereta listrik, di Swiss dan di Austria menyebutnya Trambahn atau Tramway. 

Strassenbahn atau trem ini ada di dalam kota dan kadang satu ruas jalan lebar dan di tengah- tengahnya rel kereta. 

Dalam jalur tertentu bila tidak ada trem lewat, mobil boleh berjalan di atas rel Strassenbahn.

Bagi saya yang bukan orang kota, jujur saya takut dan ektra hati-hati bila melalui jalan yang juga dilalui Strassenban atau trem tersebut. 

Selain jalan menjadi tidak rata karena rel Strassenban, juga mata harus benar-benar melihat ke kaca spion apakah dari belakang ada Strassenbah, karena harus segera ganti jalur dan memberi jalan Strassenban sebagai pengguna jalan utama.

Regionalbahn 

Regionalbahn atau di singkat RB, merupakan kereta antar kota. Kereta ini merupakan alat trasportasi yang menghubungkan satu kota ke kota lain di Jerman. Jarak satu stasiun ke stasiun lain pendek dan kecepatannya tidak secepat Regional-Expres.

Regional-Expres

Seperti Regionalbahn, yaitu kereta yang menghubungkan satu kota ke kota lain di Jerman, Swiss, Luxemburg, Austria dan lebih cepat dari Regionalbahn dan jarak stasiun berhentinya tidak sependek Regionalbahn.

Intercity-Express

Intercity-Express atau disingkat ICE merupakan kereta cepat di Jerman. Kereta ini menghubungkan 180 kota di seluruh Jerman dan di lima negara-negara tetangga, seperti Austria, Swiss, Perancis, Belgia dan Belanda.

Kecepatan kereta tersebut 200 kilometer perjam sampai 300 kilometer per jam. Kereta-kereta tersebut yang kami gunakan bila kami melakukan perjalanan.

Harus mengendarai mobil ke tempat kerja

Bertahun- tahun saya mengendarai mobil ke tempat kerja. Saat itu saya bekerja di kota Aschaffenburg, yaitu suatu kota 40 kilometer dari Frankfurt. Kota Aschaffenburg sudah masuk negara bagian Bavaria atau Bayern. 

Dari Dietzenbach tempat tinggal saya sebenarnya hanya 25 kilometer ke Aschaffenburg, tetapi tidak ada kereta atau bus yang menghubungkan Dietzenbach ke Aschaffenburg.

Bila saya menggunakan transportasi umum, yaitu kereta, saya harus naik S- Bahn dari Dietzenbach ke Frankfurt dan dari Frankfurt dengan RB atau Regionalbahn, RE atau Regional-Expres atau ICE ke Aschaffenburg. 

Dari Dietzenbach ke Frankfurt 20 menit, dari Frankfurt ke Aschaffenburg 30 menit, plus waktu menunggu. Harga tiket kereta 13 Euro berarti 26 Euro pulang pergi. 

Karena hubungan transportasi umum yang sulit dan tidak ada hubungan langsung, tidak ada pilihan lain, saya harus mengendarai mobil. 

Jarak sebenarnya Dietzenbach ke Aschaffenburg hanya 25 kilometer dan saya tempuh hanya sekitar 20 menit, karena melalui jalan tol.

Bertahun- tahun saya harus mengendarai mobil dengan segala cuaca dan musim. Musim panas yang kadang suhunya lebih dari 30 derajat, atau musim semi dan musim gugur yang banyak hujan dan musim dingin dengan saljunya.

Terus terang mengendarai mobil harus konsentrasi penuh dan cukup tidur. Sering sekali saya dalam keadaan capek, ngatuk, dan sulit konsentrasi. Hal ini sangat berbahaya bagi diri sendiri dan pengguna jalan lain.

Jam kerja saya yang dari jam 6.00 sampai jam 15.00 menuntut saya harus bangun pagi-pagi. Meskipun hanya 20 atau 25 menit, tetapi di musim dingin yang gelap kadang salju dan kabut, saya harus berangkat lebih awal lagi, supaya tidak harus tergesa- gesa dan dengan kecepatan tinggi.

Beruntung mobil dari garasi sehingga di musim dingin yang bersalju dan beku saya tidak harus membersihkan lapisan salju dan es dari kaca mobil.

Job Ticket

Suami juga demikian, setiap hari naik S- Bahn ke kantornya Balai Kota Offenbach. Suami memiliki Job Ticket, yaitu karcis kereta yang berlaku satu tahun dan dibayar oleh perusahaan di mana tempat suami bekerja, yakni pemerintah Kota Offenbach.

Semester Ticket

Sedangkan anak saya, Philipp saat masih studi, memiliki Studenten-Ticket atau Semester Ticket, yakni karcis kereta khusus untuk Student yang diterima dari uninya yang bekerja sama dengan Deutschebahn.

Jadi uang kuliahnya yang 300 Euro untuk setiap semester itu sudah termasuk karcis kereta yang berlaku satu semester. Berlaku untuk seluruh negara bagian di mana universitas tersebut berada.

Dengan S-Bahn ke tempat kerja

Awal tahun 2021, saya dipindah ke Offenbach. Offenbach tidak jauh dari tempat saya tinggal, hanya 15 kilometer, masih ada di negara bagian yang sama yaitu Hessen dan ada jaringan kereta langsung yaitu S-Bahn.

Meskipun saya cukup bahagia di Aschaffenburg, kompak dan hubungan yang baik dengan kolega-kolega dan atasan dan tempat kerja yang menyenangkan. Tetapi saya bersyukur dan senang sekali saat dipindah ke Offenbach, karena saya tidak harus mengendarai mobil.

Stasiun kereta hanya sekitar 1 kilometer dari rumah. Dari rumah ke stasiun kereta saya mengendarai sepeda.

Di stasiun kereta di sediakan tempat sepeda gratis dan di tempat yang beratap kaca sehingga terlindung dari matahari, hujan, angin dan salju.

Terdapat juga tempat parkir gratis, bagi pengendara mobil yang memarkir mobilnya di stasiun kereta dan dengan S-Bahn ke kota atau tempat kerja.

Alasan-alasan mengapa saya lebih suka naik kereta ke tempat kerja atau ke mana saja:

1. Lebih santai

Dengan mengendarai kereta saya tidak harus konsentrasi penuh pada lalu lintas.

Saya bisa sekedar memejamkan mata di kereta yang hanya sekitar 15 menit ke tempat kerja atau membuka Kompasiana, membaca artikel teman- teman, atau doa rosario dan menikmati pemandangan di luar sana yang selalu berbeda di setiap musim. Mengamati sesama pengendara kereta yang bahkan bisa jadi bahan tulisan di kompasiana.

Kalau perjalanan jauh misalnya ke Swiss biasanya bisa sambil bekerja, belajar untuk para murid, bahkan bisa bikin satu artikel tulisan di Kompasiana.

Kadang kami membawa sepeda di dalam kereta sepeda, bila kami ingin jalan-jalan dan menikmati suatu tempat dan mengendarai sepeda untuk berkeliling dari satu tempat ke tempat lain di suatu kota.

2. Tidak susah mencari tempat parkir gratis dan hemat

Dengan mengendarai kereta saya tidak harus pusing berputar-putar atau berjalan jauh dari tempat kerja untuk mendapatkan tempat parkir gratis. Maklum tempat parkir di tempat kerja saya harus bayar.

Kalau kebetulan ke kota tempat parkir juga tidak murah, 2 Euro setiap satu jamnya, bahkan di bandara atau stasiun kereta pusat Frankfurt 4 Euro untuk satu jam pertamanya.

3. Ikut andil dengan penghematan bahan bakar mobil dan polusi udara akibat dari asap yang ditimbulkan mobil.

4. Lebih cepat ke tempat tujuan, terutama saat-saat macet jam kerja

Kecuali lebih cepat, juga tidak harus jengkel dengan kemacetan lalu lintas di jam-jam kantor. 

5. Lebih murah dari pada dengan mobil

Sekilas memang lebih mahal, mengendarai kereta di Jerman, tetapi kalau dihitung lebih cermat tidak juga. 

Misalnya ke tempat kerja saya di Offenbach, saya membayar tiket setahun sekitar 800 Euro, bulanan 96 Euro, mingguan 27 Euro, harian 6,75 Euro

Untuk senioren atau orang berusia di atas 65 tahun dan anak sekolah, satu tahun 330 Euro atau 1 Euro per hari untuk seluruh negara bagian Hessen. 

Untuk kartu bulanan dan tahunan di akhir pekan, yaitu Sabtu dan Minggu boleh membawa satu orang gratis.

Biaya- biaya yang harus dikeluarkan bila memiliki mobil

Bila memiliki mobil, selain membayar bensin yang semakin di mana saat ini harga bensin sekitar 1,70 Euro per liter, bila mengisi bensin satu minggu satu kali pasti berkisar 65 Euro. 

Jangan lupa memiliki mobil seakan-akan murah, tetapi masih ada beberapa biaya yang harus dikeluarkan selain harga kredit mobil itu sendiri.

Antara lain, membayar pajak mobil, membayar asuransi mobil, reparasi atau kontrol mobil paling tidak setahun sekali, mengganti ban dua kali setahun dengan ban musim panas atau ban musim dingin, membayar tempat parkir bila bepergian, apabila tidak memiliki garasi, mungkin harus membayar sewa garasi. 

Bila tidak hati- hati dan melebihi kecepatan bakal terfoto dan kena denda. Parkir salah dan terkena denda. Harus masuk ke Club Mobil ADAC, yaitu suatu club yang menolong bila mobil tiba-tiba mogok di jalan tol atau di manapun. Tarif minimum untuk menjadi anggota Club ADAC ini 54 Euro.

Harga promosi atau tarif murah dengan kereta

Terkadang ada promosi murah misalnya dalam bulan Januari ada promosi dari Deutschebahn, naik kereta ke seluruh Jerman hanya 20.00 Euro. Dengan syarat, pembelian secara online dan pembelian minimal 36 jam sebelum keberangkatan.

Kami pernah ke Zuerich mengunjungi anak saya Michael hanya dengan membayar 25 Euro satu jalan, sedangkan harga biasa 110 Euro satu jalan. Jadi sering-sering melihat promosi dari Deutschebahn ada baiknya.

Harga ebih murah bagi pemilik Bahnkarte

Michael memiliki Bahnkarte, yaitu semacam kartu keanggotaan kereta. Harga dari kartu keanggotaan ini 56,90 Euro untuk setiap tahun untuk kereta kelas 2 dan 110 Euro untuk keanggotaan kelas 1. 

Bila memiliki Bahnkarte harganya berbeda dan lebih murah dari pada mereka yang tidak memiliki Bahnkarte, bedanya sampai 25% kadang malah sampai 50%. Michael anakku perlu karena sering bolak- balik Frankfurt, Zuerich, St. Gallen.

Inilah antara lain lima alasan saya untuk memilih naik kereta ketimbang naik mobil. 

Sebenarnya suami dan saya tidak ingin membeli mobil lagi, karena alasan tersebut di atas, toh rumah kami dekat dengan stasiun kereta, jadi ke mana saja bisa dijangkau dengan kereta.

Apabila perlu mobil bisa menyewa mobil namanya Car-Sharing yang tarifnya tidak mahal. Car-Sharing semua mobil eletrik. Harga per jamnya sekitar 15 Euro atau 100 Euro per hari.

Tetapi anak keduaku, Michael meminta kami masih memiliki mobil setidaknya sampai studinya berakhir. Karena bila musim liburan dan ada di rumah dia perlu mobil untuk pergi sport. Main handball dari satu sporthal yang satu ke sporthal lain di mana dia bertanding dengan clubnya.

Suatu saat ibuku, omanya anak-anak bilang ke anak ke duaku Michael, “Besok kalau kamu sudah bekerja, belilah mobil Mercedes seperti masmu Philipp." 

Hmm ........padahal Philipp anak pertamaku mengendarai mobil kantor. Philipp anak pertamaku tidak punya mobil privat. Dari Apartemennya ada U-Bahn, jadi tidak perlu mobil privat.

Michael menjawab, pernyataan ibukku, "Oma ich brauche spaeter kein Auto, ich wohne in der naehe mein Arbeitplatz" (Oma saya tidak perlu mobil, saya tinggal dekat tempat kerja).

Anak- anak zaman sekarang lebih suka tinggal di apartemen dekat tempat kerja, lebih mahal tetapi hemat ongkos transportasi dan waktu. Di kota kemana- mana bisa dengan kereta.

Inilah beberapa pengalaman saya lebih memilih kereta dan kendaraan umum dari pada mobil pribadi.

Dietzenbach 25 Januari 2022.

Catatan: 1 Euro =Rp 15.000,-

Suasana kereta di S- Bahn di Zuerich | Foto iin
Suasana kereta di S- Bahn di Zuerich | Foto iin

ICE Intercity-Expres | Foto Dr. Stefan Hock
ICE Intercity-Expres | Foto Dr. Stefan Hock

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun