Di depan komplek tempat tinggal, merupakan taman, di mana oma-opa itu bisa berjalan-jalan menghirup udara segar di saat cuaca bagus.
3. Dokter, apotek, supermarket dan tempat beribadah juga tidak jauh dari komplek tempat tinggal mereka.
Masih banyak lho orang-orang Jerman pergi ke gereja, terutama orang-orang tua, karena di gereja mereka bertemu.
Banyak dari orang-orang tua yang rajin ke gereja mereka bertemu di kegiatan lain di luar ibadat. Seperti ibu saya yang berusia 83 tahun, sebulan sekali mereka bertemu di suatu restaurant untuk makan siang bareng dan kegiatan lainnya.
Hal-hal tersebut di atas, merupakan alasan-alasan mengapa orang lanjut usia pun ingin tinggal di Hunian vertikal.
Awal kemandirian Volljaerig
Di Jerman, usia 18 merupakan awal usia yang dianggap dewasa, dimana pada usia ini anak-anak boleh memutuskan sendiri keputusannya. Biasanya pada usia ini mereka keluar dari rumah, tidak tinggal lagi di rumah orang tua.Â
Biasanya pilihan pertama mereka langsung memilih tinggal di hunian vertikal, yang harganya terjangkau untuk kantong anak-anak muda.
Pada saat awal meninggalkan rumah dan ingin mandiri anakku tidak serta merta menyewa Wohnung atau apartemen untuk sendiri, tetapi menyewa apartemen yang disewa bersama dengan teman-temannya.
Cara ini selain lebih murah, juga tidak benar-benar sendiri. Kalau mau sendiri, masuk dalam kamar dan dikunci, kalau ingin berdiskusi di ruang makan atau ruang keluarga orang Jerman bilang Wohnzimmer. Jadi dapur, kamar mandi, wc, ruang makan dan ruang keluarga digunakan bersama.
Anak-anakku juga demikian. Usia 18 beraarti lulus SMA, usia mulai kuliah. Anak pertamaku kuliah di Frankfurt, meskipun Frankfurt hanya 15 kilometer dari rumah kami, dengan kereta hanya 20 menit, sebagai Student gratis baik kereta dan Bus, tetapi memilih tinggal di WG atau Wohngemeinschaft kalau diterjemahkan bebas, tempat tinggal bersama.