Mohon tunggu...
Theresia Iin Assenheimer
Theresia Iin Assenheimer Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dari dua putra

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Menapaki Jejak Paulus di Kali Limenes, Kreta, Yunani

4 September 2021   06:03 Diperbarui: 8 September 2021   01:25 2097
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Reruntuhan gereja Titus murid Paulus di Kali Limenes (foto dari Dirk Schnenberger) 

Pulau Kreta, di Laut Tengah milik Yunani itu, merupakan pulau bergunung-gunung yang kering dan tandus. Tidak heran, karena pulau tersebut lebih dekat ke daratan Afrika ketimbang ke daratan Eropa. 

Dalam setahun yang terdiri dari 12 bulan itu hanya 3 bulan turun hujan, yaitu di musim dingin, antara Desember dan Maret. 

Setiap negeri memiliki keindahannya masing-masing. Pada saat mendarat di Pulau Kreta, turun pesawat dan memandang hamparan pegunungan yang kering dan tandus, dengan laut biru dan pantai pasir putihnya, mengingatkanku akan Gunung Kidul di Yogyakarta, kering dan tandus di musim kemarau dengan pantai indahnya tetapi tetap indah dan ngangeni.

Saya terima keindahan pulau Kreta dan meletakkan kekangenan dan kerinduanku akan gemercik air di lereng gunung merapi Kaliurang Yogyakarta. Sambil membisikan doa dalam hatiku, "Oh Yang Maha Tinggi, enyahkanlah segera pandemi dari muka bumi, supaya kami bisa menebus kangen kami akan kampung halaman dan memeluk orang-orang kesayangan."

Ada berbagai kemungkinan kegiatan yang kami lakukan dalam liburan ini. Sebelum kami berangkat ke suatu tujuan wisata, kami berunding dan berdiskusi ke mana saja tempat-tempat yang akan kami kunjungi. Ada beberapa pertimbangan dalam memilih tempat yang akan kami kunjungi:

1. Melihat, mengunjungi pantai-pantai biru dengan pasir putihnya, mandi dan bermalas-malas dan berjemur matahari.

Model liburan seperti ini jujur bukan untuk saya, tetapi saya adalah ibu harus tenggang rasa dengan anak-anak dan suami, yang selama ini kerja keras memeras otak dan tenaga di kantor dan di uninya. 

Tidak heran kalau mereka ingin mandi di laut yang hangat, merasakan deburan ombak dan menikmati hangatnya matahari sepenuh-penuhnya, di mana amat langka kehangatan sinar matahari.

Tipe orang Jerman, mereka bekerja dengan seluruh hati, jiwa raga dan cintanya, tetapi kalau berlibur juga 100 persen, dengan seluruh hati, jiwa dan raganya. 

2. Mengunjungi tempat-tempat bersejarah, museum, biara dan gereja-gereja tua di Kreta.

Anak-anak dan suami juga toleran dengan maminya yang suka berpetualang dan melihat hal-hal baru dan suka mengunjungi tempat-tempat bersejarah dan merasakan dan mengenang kembali orang-orang dan peninggalan zaman dulu.

Bukannya mereka tidak mau, tetapi mengunjungi dan menikmati keduanya dan bergantian.

3. Mengunjungi kota-kota besar, kecil, dan desa-desa di Pulau Kreta untuk mengenal penduduk Kreta lebih dekat.

Mengunjungi kota tuanya dengan gang-gang cantiknya, pasar tradisionalnya, daerah kerajinan tangannya, hasil produk setempat misalnya minyak oliven, keju, madu, dan mencicipi rumah makan milik penduduk setempat.

4. Wandern, hiking atau jalan kaki untuk menikmati keindahan alam dan tempat-tempat tujuan wisata tertentu hanya bisa dicapai dengan jalan kaki. 

Dengan keempat alasan tersebut, kami memutuskan, hari ini untuk mami berarti mengunjungi tempat-tempat bersejarah dan besuk pergi ke pantai yang indah, mandi di laut dan bermalas-malas. 

Dalam hatiku, Ok, kalian mandi-mandi di laut dan berjemur matahari, mami ikut mandi sebentar dan nulis kompasiana". Hari berikutnya mengunjungi kota atau desa tertentu dan jalan-jalan. Hari berikutnya lagi, hiking untuk menikmati keindahan alam Kreta dengan jalan kaki.

Hari ke dua ini hari untuk mama, berarti mama boleh memutuskan pergi ke mana yang mama inginkan, anak-anak dan suami mengikuti. 

Mama ingin mengunjungi kota Kali Limenes dekat kota Lasea. Dari rumah saya telah mempelajari daerah ini, baik dari buku-buku, goegle maupun kitab suci. Kali Limenes dekat kota Lasea merupakan tempat Paulus pernah tinggal, salah satu dari rasul murid Yesus.

Menurut cerita, dalam perjalanan Paulus dari Yerusalem ke Roma, karena cuaca buruk kapalnya terdampar di pantai pulau Kreta tepatnya di Kali Limenes dekat kota Lasea. (Kisah Para Rasul 27:8).

Setelah sarapan pagi, sebelum hari panas kami meluncur menuju kota Kali Limenes. Perjalanan dari Stalos ke Kali Limenes memerlukan waktu 2 setengah jam, sekitar 250 kilo meter menembus gunung kapur tandus, gunung tanpa pepohonan, hanya rumpun-rumpun pendek. Rumpun-rumpun pendek tersebut adalah tumbuhan rempah-rempah, seperti tymian, rosmarin, oregano, salbei dan lain-lain.

Kali Limenes terletak di Pulau Kreta bagian tengah di pantai selatan. Dari Stalos ke kali Limenes jalan-jalan yang kami lewati bukan jalan tol, jalan biasa dua arah dan membelah gunung-gunung tandus. 

Kadang-kadang kebun oliven, kebun jeruk, tetapi lebih banyak pegunungan tandus saja. Mungkin karena ke arah Kreta tengah ini lebih tandus sehingga kota-kotanya lebih jarang. 

Yang menarik perhatian saya, terasa sekali kalau perekonomian pulau ini sangat tergantung pada tourismus. Hotel dan penginapan ada di mana-mana. Rumah-rumah di sepanjang jalan yang kami lewati kebanyakan juga merupakan restaurant. 

Restaurant bahasa Yunani Taverna, di mana-mana ada tulisan Taverna. Kelompok kursi-kursi, meja untuk duduk dan makan ini hampir di setiap rumah di pinggir jalan. Biasanya halaman rumah tersebut dengan tumbuhan peneduh, misalnya pohon-pohon anggur, pohon-pohon, jasmin yang bunganya wangi.

Hampir setiap kampung-kampung yang kami lewati memiliki gereja. Gereja katholik ortodoks ini tidak semuanya tua, bahkan banyak yang masih baru. Yang menarik perhatianku, gereja-gereja kecil mirip pura kecil di Bali, lengkap dengan lilin menyala dan gambar orang-orang kudus di dalamnya, hampir ada di setiap halaman rumah orang Kreta. Gereja - gereja kecil ini juga ada di pinggir-pinggir jalan dan di pinggir kebun-kebun oliven atau kebun jeruk, yang sering kami temui di sepanjang jalan.

Gereja Agios Nikolais atau Santo Nikolaus di Kreta (foto dari Zentrum Philoxenia) 
Gereja Agios Nikolais atau Santo Nikolaus di Kreta (foto dari Zentrum Philoxenia) 

Akhirnya kami sampai ke kota kecil dan sederhana, Kali Limenes, seperti layaknya kota nelayan di pulau Kreta. Begitu kecil dan sederhananya kota ini bukan merupakan tujuan wisata Top-Highlights. Meskipun pantainya indah tetapi kalah indah dengan pantai-pantai lain di Kreta.

Hampir saja kami tidak bisa mencapai kota kecil Kali Limenes ini, karena 5 kilometer terakhir dari kota Timbaki jalanan belum di perkeras dengan aspal. Jalanan masih pasir dan berbatu-batu dan dipinggir jurang yang terjal. Suami sudah ketakutan. Anak-anak dengan santai bilang "Für Mama fahre ich die schwierige Strasse" "Untuk mama aku setir medan yang sulit"

Oh terimakasih anak-anakku. Mereka menyetir dengan baik sekali.

Aku melihat beberapa mobil lain sampai penumpangnya turun supaya mobil tidak merosot ditanjakan. 

Meskipun demikian saya ingin sekali sampai di sini untuk menapak tilas jejak Paulus. Di pulau ini Paulus mewartakan Yesus, sebagai juru selamat, kepada orang-orang Kreta. 

Di atas bukit, berdiri gereja katholik ortodos sederhana, gereja santo Paulus. Di bawah bukit, ada gua, di mana Paulus pernah tinggal selama di Kreta dan meneruskan perjalanan ke Roma.

Gua tempat tinggal Paulus di Kali Limenes dan di atas bukit gereja Santo Paulus (foto dari Dirk Schnenbeger) (Dokpri)
Gua tempat tinggal Paulus di Kali Limenes dan di atas bukit gereja Santo Paulus (foto dari Dirk Schnenbeger) (Dokpri)

Reruntuhan gereja Titus murid Paulus di Kali Limenes (foto dari Dirk Schnenberger) 
Reruntuhan gereja Titus murid Paulus di Kali Limenes (foto dari Dirk Schnenberger) 

Saya bersyukur sekali sampai di sini. Merasakan roh dan semangat Paulus. Memandangi dan merasakan bagaimana beliau mengajar pada orang-orang setempat dan menulis di gua ini.

Memandangi laut yang biru indah, pernah galak dan ganas sehingga Paulus harus terdampar di pulau ini.

Sebelum hari gelap kami meninggalkan desa Kali Limenes yang sunyi sepi, tidak banyak tourist. Tetapi dengan kenangan indah dan mendalam. Seakan semangat rasul Paulus membakar kalbuku.

Perut kamipun mulai keroncogan dan mencari tempat makan di desa kecil nan ramah di kota  kecil Kali limenes. Kemudian melanjutkan perjalanan ke Pantai utara ke kota pelabuhan Venesia Rethimno untuk menikmati kota pelabuhan venesia timur di waktu malam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun