Sesampainya di rumah aku masih menceritakan semua dengan suami masih dalam keadaan terluka dan sedih yang berlebihan atau overtinking.
Dari hal-hal di atas aku menjadi sadar betapa tidak enaknya perasaan-perasaan yang berlebihan atau overtinking ini.Â
Dari sini aku ingin sekali mengolah diri sehingga tidak overtinking lagi atau setidaknya menyadari dan pelan-pelan mengubahnya.
Tuhan memang baik dan sungguh baik. Dia mengerti yang aku butuhkan.
Tahun lalu aku mendapatkan kesempatan ikut retret "Menyembuhkan Luka Batin" . Dari retret yang aku terima aku menjadi mengerti, mengapa aku overtinking.
Dari retret penyembuhan luka batin ini saya belajar memahami mengapa saya bereaksi overtinking dan bagaimana mengatasinya. Hal-hal yang bisa aku lakukan supaya overthinking tidak lagi mencengkeramku dan bisa menerima secara biasa tidak berlebihan lagi.
1. Menerima diri sebagai pribadi yang istimewa di mata Tuhan.
Sebagai manusia diciptakan karena cinta. Tuhan menciptakan saya karena Tuhan mencintai saya. Saya  lahir dan ada juga karena hadiah Cinta Tuhan karena orang tua yang saling mencintai. Karena cinta orang tua, maka Tuhan menghadiahkan saya, anaknya sebagai hadiah cinta mereka. Kenyataan bahwa saya sebagai manusi yang dicintai, membuat saya tidak mempunyai ketakutan lagi. Tetapi sebaliknya menjadi manusia yang bahagia dan percaya diri. Ya...saya ada karena cinta Tuhan dan cinta orang Tua saya.
2. Manusia tidak sempurna.
Saya lahir sebagai manusia tidak sempurna, kesempurnaan hanya milikNya. Jadi saya bekerja dan berkarya dengan pertolongan Tuhan. Semua saya lakukan sebaik-baiknya, tetapi karena saya sebagai manusia biasa yang tidak sempurna, maka bisa saja saya melakukan kesalahan. Kesalah bisa terjadi tetapi saya berani dengan rendah hati mengakuinya dan berani untuk belajar dan memperbaikinya. Belajar dari kesalahan-kesalahan yang saya lakukan. Melakukan sesuatu dan salah lebih baik dari pada tidak pernah mencoba sama sekali. Jadi tidak untuk menjadi manusia sempurna tetapi berusaha dengan sepenuh hati sebaik-baiknya. Tidak mengejar pujian, tetapi melakukan dengan kerendahan hati sebaik-baiknya dan pujian akan datang sendiri. Jadi saya tidak lagi menjadi overtinking, seandainya tidak menerima pujian.
3. Menyadari kalau semua yang terjadi bukan kebetulan, tetapi semua kehendakNya