Dua tahun lalu ibu dosenku, ibu Dr.Fr.Ninik Yudianti M.Acc, berkenan mampir ke rumahku saat berkeliling Eropa." Iin mau oleh-oleh apa dari Yogya?" Wah senang sekali, ibu dosen faforitku yang cantik, pintar dan atraktiv menulis WA. Tanpa malu-malu dan sungkan aku minta oleh-oleh daun pepaya.
Daun pepaya merupakan sayur langka untukku di sini. Daun singkong tumbuk beku bisa dibeli di toko Asia, karena orang Thailand dan Vietnam juga makan daun singkong tumbuk, tetapi daun pepaya tidak.
Ibu Ninik membawa daun pepaya yang sudah dikeringkan. Wauw ide cemerlang, pikirku, karena daun pepaya menjadi tahan lama praktis, ringan dan ringkas di dalam kopor.
Inilah cara mengeringkan daun pepaya menurut ibu Ninik dan sudah saya coba saat aku pulang ke tanah air beberapa waktu lalu.
Daun pepaya segar, di rebus sebentar di air mendidih, ditiriskan dan digantung dan diangin-anginkan ditempat teduh tidak di bawah matahari langsung, supaya menghasilkan daun pepaya kering tetapi tidak pecah.
Setelah kering dibungkus dengan kantong plastik dan siap di bawa pulang ke Jerman.
Daun pepaya kering, direbus sebentar di air mendidih ditiriskan dan siap untuk ditumis, dibikin urap, pecel, buntil dan apa saja menurut selera. Daun pepepaya kering ini tidak kalah enak dan tidak kalah cantik dengan daun pepaya segar.
Wah bisa jadi peluang bisnis, suatu saat mengekspor daun pepaya kering. Selain daun pepaya, saya sudah mencoba daun singkong, daun melinjo , kulit melinjo, bahkan kluwih untuk dikeringkan. Inilah ide orang merantau yang kangen masakan lesat ngangeni dari kampung halaman.