Diary, aku mau cerita lagi tentang kekagetanku tadi siang. Kaget bukan karena badai salju dan hujan salju yang tiada hentinya di sebagian besar Eropa tapi kaget ketemu sopir bus.
Dalam ramalan cuaca kemarin lusa, telah diramalkan bahwa suhu udara turun dratis tadi malam. Minggu lalu suhu udara sudah mencapai + 11 derajad dan hujan tiada henti-hentinya.Â
Sejak kemarin malam suhu dratis turun sampai -11 derajad bahkan di sebagian besar Jerman utara dan Jerman Timur sampai -15 derajad.
Karena salju turun tiada hentinya, pagi ini aku putuskan naik bus pergi ke tempat kerja. Meskipun sudah hampir 30 tahun di Jerman tetap saja takut naik mobil menembus hujan salju.Â
Oh...beruntung bus datang tepat waktu meskipun salju turun, karena dingin & basah aku cepat-cepat naik. Seperti biasa naik melalui pintu depan, sambil mengucapkan "Guten Morgen " aku menyecan kartu langganan busku.Â
Betapa kagetnya, sopir dibalik kaca pembatas itu aku kenal sekali. Mungkin sopir bus itupun mengenaliku, meskipun aku pakai masker, berkerudung penutup kepala ,schal tebal penutup leherku tentu saja jaket tebal & sarung tangan.
Hebat dia sudah menjadi sopir bus. Ingatanku melayang ke beberapa tahun yang lalu, ketika aku mengusir pembeli keluar karena kena sangsi Hausvebot atau mendapat larangan masuk ke supermarket  kami karena pernah ketahuan mencuri, Orang itu sekarang menyetir bus yang aku tumpangi.
Sopir itu pengungsi dari Afganistan. Aku menjadi sadar betapa baiknya pemerintah Jerman. Tidak heran kalau berbondong-bondong pengungsi dari manapun ingin datang ke Jerman. Hanya saja saat ini kedatangan pengungsi tidak tinggi lagi karena pembatasan corona.
Sopir itu mendapat kursus gratis bahasa Jerman, tempat tinggal, biaya hidup. Kalau bahasa Jerman sudah baik mendapat pendidikan sebagai sopir bus, mendapatkan SIM sopir bus dan saat ini mendapatkan pekerjaan sebagai sopir bus.Â
Diary,bisa dibayangkan berapa biaya 1 orang dari kedatangannya sampai mandiri , mempunyai mata pencaharian dan lepas dari tanggungan pemerintah Jerman. Itulah sebabnya sulit mendapatkan ijin tinggal di Jerman atau tidak mudah mendapatkan visa Jerman.Â
Ah...Diary meskipun begitu, aku turut senang dengan sopir bus itu. Moga-moga saat ini gajinya cukup dan jadwal kerjanya padat sehingga tidak lagi mencuri rokok. Semoga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H