Mohon tunggu...
Theresia kristia
Theresia kristia Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa Fakultas Pertanian dan Bisnis UKSW

Your seed dertermines your harvest

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

[Kreatif-Inovatif] Kultur Jaringan Skala Rumah Tangga

1 Desember 2019   00:08 Diperbarui: 2 Desember 2019   21:03 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelebihan dari kultur jaringan ialah calon bibit dapat disimpan dalam botol secara efisien dalam penggunaan tempat dan ruang, bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak dan seragam, sehingga menghasilkan buah yang ukurannya seragam.

Selain waktunya cepat, serta bebas penyakit, bibit yang diperbanyak melalui kultur jaringan akan mempunyai sifat yang sama dengan induknya dan tersedia sepanjang tahun.

Namun kendala yang dihadapi dalam pemanfaatan teknologi ini yaitu adanya anggapan bahwa kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman yang sangat mahal karena membutuhkan bahan-bahan kimia dan peralatan yang mahal.                     

Kultur jaringan yang biasa dianggap sebagai   pekerjaan yang harus dilakukan dilaboratorium dengan fasilitas yang mahal dengan keadaan tempat benar-benar bersetandart kesterilannya dan hanya ahli-ahli kultur jaringan mampu mengerjakannya namun di laboratorium Esha Flora yang terletak di Perumahan Taman Cimanggu, Kelurahan Kedungwaringin, Kecamatan Tanahsareal, Kota Bogor, Jawa Barat.

Terdapat tempat pelatihan kultur jaringan yang didirikan sejak tahun 2004 oleh Ir. Edhi Sandra M.Si., dan istrinya Ir. Hapsiati. Beliau mengajarkan kultur jaringan dengan skala rumahan dengan memberi contoh langsung terdapat laboratorium dengan ukuran seluas 150 m2 didalam rumah ruangan yang dimiliki diantaranya ruangan laboratorium larutan, ruangan persiapan, ruangan sterilisasi alat, ruangan penanaman, ruangan inkubasi, ruangan kelas & ruangan pertemuan, dan gudang.

Dengan ruangan seluas 4x5m ini mampu menghasilkan 5000 tanaman kutur. Bapak Ir. Edhi Sandra M.Si., dan ibu Ir. Hapsiati merupakan alumnus Jurusan Biologi, Institut Pertanian Bogor. Semula bekerja sama mengadakan pelatihan di laboratorium Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Total ada 150 jenis tanaman dalam botol kultur di Esha Flora mulai dari tanaman pisang hingga beberapa speies tumbuhan langka seperti bunga bangkai Rafflesia arnoldi, Amorphophallus, dan kemaitan atau sanrego Lunasia amara blanco. 

Dengan kendala atau permasalahan dilapangan bahan-bahan kimia dan peralatan yang mahal maka Esha flora memberi inovasi pada pembuatan media karena apabila menggunakan 18 jenis makronutrien dan mikronutrien yang sesuai dengan standart maka akan sangat mahal.

Maka dari itu inovasi yang ditawarkan dari Esha flora adalah dengan menggati baik makronutrien maupun mikronutrien yang sebenarnya ada dialam seperti penggunaan 150ml air kelapa muda digunakan sebagai bahan organic komleks yang kaya akan glukosa selain itu pemilihan air kelapa muda karena sebagai sumber vitamin, sari tomat digunakan sebagai bahan organic sumber vitamin, air rebusan kentang sebagai bahan organic sumber protein dan karbohidrat, penggunaan pupuk daun yang mengandung unsur hara makro mikro dan tentunya menggunakan gula pasir sebagai bahan sumber energi dan agar sebagai pemadat media.

Inovasi pada peralatan dari Esha floral hampir sama dengan laboratorium kultur jaringan pada umumnya dengan sterilisasi alat dan media menggunakan autoklaf, LAFC (Laminar Air Flow Cabinet) namun penggunaan LAFC dapat digantikan dengan teknologi enkas yang berbiaya lebih murah, dengan penggunaan yang tepat hasil penanaman tidak terlalu berbeda dengan menggunakan LAFC

Dengan tahapan pemilihan dan penyiapan tanaman induk sumber eksplan yang sehat sebab hasil dari kultur jaringan memiliki sifat 100% yang sama seperti induknya, selanjutnya ialah pembuatan media dan sterilisasi alat, media dan sumber eksplan dengan fungisida.

Tahap selanjutnya adalah tahapan multiplikasi atau tahap penanaman pada tahap ini merupakan tahapan yang harus benar-benar dalam keadaan steril. Karena kultur jaringan yang digunakan merupaka skala rumah tangga maka pada tanaman yang akan dipindah di rak inkubasi kultur tanaman hingga tanaman menghasilkan tunas dan perkembangan akar maka pada penutup botol menggunakan karet gelang dalam jumplah yang banyak dari penutup yang biasa digunakan di laboratorium sebab kemungkinan terjadinya kontaminasi dari rumah lebih tinggi.

Dari sini kita bisa buktikan bahwa kultur jaringan mampu dilakukan oleh siapa saja dengan biyaya murah, dan dapat dilakukan dimana saja namun yang menjadi ialah prinsip dari kultur jaringan itu sendiri harus diperhatikan. Selain menjual dalam bentuk tanaman Esha membuat inovasi lain dengan menjual hasil kultur jaringan sebagai souvenir hanya bermodalkan sedikit seni untuk menghias kaja kultur jaringan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun