Untuk dapat berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu menguasai empat keterampilan bahasa yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.Â
Memasuki era digital sekarang ini, membangun gejolak kesibukan modern yang seringkali didominasi dengan kegiatan jejaring internet lewat beberapa media informasi seperti gawai. Informasi dapat dengan mudah tersebar lewat perangkat kecil nan pintar itu dan orang-orang dapat dengan mudah mengaksesnya.Â
Dari sini muncul lah dampak negatif yang ditimbulkan dari perkembangan teknologi tersebut layaknya disinformasi karena kurangnya literasi masyarakat. Dengan ini, generasi muda akan sulit mengembangkan potensi dalam dirinya karena sempitnya pengetahuan yang mereka miliki dan menciptakan generasi muda yang malas membaca dan cenderung egois karena sibuk dengan gawai nya.
Membaca atau literasi bukan sekadar kemampuan untuk mengucapkan apa yang dibaca, namun juga perlu mampu memahami bacaan tersebut. Membaca menjadi salah satu fungsi tertinggi dari otak manusia karena seseorang dituntut dapat mengenali dan memahami tulisan tersebut. Masalah minat baca ini menjadi keprihatinan semua orang dari tahun ke tahun khususnya di Indonesia.Â
Dilansir dari data UNESCO, hanya 0,001% masyarakat Indonesia yang memiliki minat baca. Hal itu menandakan bahwa dari 1000 orang Indonesia, hanya 1 orang yang suka dan aktif membaca. Indonesia sendiri menempati urutan ke-60 dari 61 negara terkait minat baca.
Kurangnya minat baca ini disebabkan oleh beberapa faktor yakni lingkungan sekitar kurangnya motivasi diri. Dalam meningkatkan minat baca pada seseorang, perlu dimulai sejak kecil dimana harus dimulai dari lingkungan keluarga, agar anak ini terbiasa membaca dengan baik sampai usia dewasa nanti. Masa kanak-kanak menjadi waktu yang tepat dalam membentuk suatu kebiasaan baik yang akan berlanjut hingga anak beranjak dewasa.Â
Selain lingkungan dan teknologi canggih yang semakin menjauhkan kebiasaan kita dari membaca, niat dari diri sendiri juga menjadi penentu akan minimnya minat baca seseorang.Â
Jika dari dalam diri sendiri saja seseorang tidak memiliki ketertarikan dalam membaca, maka, jangankan membaca buku, menyentuh atau mendengar judul buku saja mungkin rasanya sudah bosan, malas, dan mengantuk. Upaya apa pun juga tidak ada gunanya jika tidak dimulai dari niat dan kemauan diri.
Beberapa langkah yang bisa diterapkan untuk menerapkan membaca sebagai gaya hidup yang positif yakni meluangkan waktu untuk membaca, menciptakan ruang yang nyaman untuk membaca, pilih bacaan yang menarik minat mu, kurangi penggunaan gawai, integrasi membaca dengan kegiatan lain, dan tantang diri sendiri.Â
Untuk dapat membangun kebiasaan membaca, bisa dimulai dengan membaca setidaknya satu halaman tiap harinya hal ini tentunya tidak akan memakan terlalu banyak waktu anda dalam berkegiatan sehari-hari.Â
Sempatkan setidaknya 10 hingga 30 menit untuk membaca buku ataupun berita terkini. Posisikan diri anda dalam ruangan yang nyaman dan tenang agar anda bisa fokus dengan bacaan anda. Mulailah membaca dari tema yang anda sukai dan tidak perlu ragu dalam menjelajahi tema yang baru. Bacaan dengan tema yang berbeda-beda dapat membuka pikiran anda dan memberikan pengalaman membaca yang lebih kaya.Â
Cobalah untuk mengurangi waktu penggunaan gawai sehingga tidak mendistraksi waktu anda dalam membaca. Anda bisa juga melakukan kegiatan lain sembari membaca.Â
Contohnya yakni membaca sambil mendengarkan musik, minum secangkir kopi, hingga berjalan mengelilingi taman. Buat target jumlah bacaan yang ingin anda baca dalam sebulan sehingga dapat menjadi motivasi tambahan untuk anda dapat membaca secara teratur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H