Mohon tunggu...
Theresia Dwi Handayani
Theresia Dwi Handayani Mohon Tunggu... Mahasiswa - UAJY

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Hobi Nonton Film Indonesia Tapi Nggak Paham Asal-Usulnya?

17 September 2023   12:03 Diperbarui: 17 September 2023   12:13 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: blorakab.go.id

Apa judul film yang terakhir Anda tonton? Nah, kita ini kan hobi menonton film ya. Tapi kalian sudah paham tentang dunia perfilman atau Sejarah film Indonesia belum? Yuk, simak baik-baik artikel ini ya!

Sumber: blorakab.go.id
Sumber: blorakab.go.id
Dalam buku Astuti yang berjudul Buku Ajar Filmologi: Kajian Film, film dipahami sebagai foto atau gambar bergerak dan sinema dalam konteks industri film terkait pada produksi dan konsumsi di luar produk layarnya. Film termasuk produk komunikasi karena menyampaikan pesan untuk berkomunikasi dengan khalayak melalui berbagai platform. 

Perkembangan film dan bentuknya yang beragam sangat ditentukan dari perkembangan teknologi. Di Indonesia, gambar bergerak sudah ada dan dikenal sejak 1.500 SM dalam bentuk wayang kulit. 

Wayang kulit berkisah tentang kerajaan yang mengandung pesan moral, menjadikan wayang kulit sebagai seni bercerita dan bertutur. Kepiawaian dalam dalam pertunjukan wayang kulit, alunan music gamelan dan suara sinden melengkapi nuansa cerita yang menghibur penonton.

Secara umum film terbagi atas dua unsur pembentuk film yaitu unsur naratif dan unsur sinematik. Unsur naratif berupa bahan materi yang akan diolah atau motor penggerak sebuah cerita. Sedangkan unsur sinematik berupa cara untuk mengolahnya atau aspek teknis pembentuk Film. 

Unsur naratif dan unsur sinematik saling berinteraksi dan terhubung untuk membentuk sebuah film sehingga tidak bisa jika hanya satu unsur saja yang berdiri sendiri. Setiap aspek cerita film tidak terlepas dari tokoh, masalah, konflik, lokasi, dan waktu yang merupakan unsur-unsur naratif secara keseluruhan. Pada unsur sinematik terdapat mise-en-scene, sinematografi, editing, dan suara saling terhubung secara utuh membentuk satu kesatuan film (Pratista, 2017).

Indonesia terkenal akan keberagaman budaya, pada artikel ini akan membahas mengenai film yang menjadi bagian dari salah satu budaya kita. Film termasuk budaya karena terdapat seni dan sarana komunikasi yang efektif untuk menyampaikan pesan maupun nilai-nilai kepada penonton. 

Selain menghibur, penonton bisa mendapatkan makna dari suatu film bahkan bisa membawa perubahan sosial serta menghasilkan dampak budaya dari suatu film. 

Film Indonesia telah menghasilkan karya-karya yang luar biasa dari film bisu hingga modern seperti sekarang ini. Sejarah film Indonesia melalui Filmologi, membantu kita untuk semakin memahami dan menghargai kontribusi dari setiap individu yang ikut berperan dalam memperkaya warisan perfilman Indonesia.

Sejarah film Indonesia dalam bidang kebudayaan menjadi kompromi pada suatu Sejarah. Karena dulu film berada di tangan orang film, sedangkan sekitar tahun 2006 dipegang oleh pedagang film. Supaya menghasilkan film-film kreatif untuk mengimbangi tujuan komersial belaka dengan cara perlu diadakan penataan baru dalam pola perfilman di Indonesia (Sani dalam Imanjaya, 2006)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun